Laporan praktikum pencemaran lingkungan
PENCEMARAN LINGKUNGAN
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mengidentifikasi efek pemcemaran terhadap makhluk hidup dan lingkungannya.
II. LANDASAN TEORI
Pencemaran lingkungan hidup menurut undang-undang Lingkungan Hidup No.32 tahun 2009, yaitu masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Sumber pencemaran adalah setiap kegiatan yang membuang bahan pencemar. Bahan pencemar tersebut dapat berbentuk padat, cair, gas atau partikel tersuspensi dalam kadar tertentu kedalam lingkungan, baik melalui udara, air maupun daratan pada akhirnya akan sampai pada manusia.
Air adalah sumber daya alam yang diperlukan untuk kehidupan makhluk hidup yang merupakan senyawa sederhana H2O, dan tidak ada satupun makhluk hidup yang berada di planet ini yang tidak membutuhkan air. Di alam, air berputar dalam daur atau siklus hidrologi, dan jumlah air selalu tetap, karena didalamnya berlaku hukum kekekalan massa yaitu jumlahnya selalu tetap. Air yang terdapat di alam, didalamnya terlarut berbagai macam zat-zat yang terlarut dalam air yang banyak berguna bagi kehidupan, tetapi beberapa macam zat yang terlarut dalam air bersifat racun bagi makhluk hidup, walaupun sebenarnya beracun atau tidak beracun tergantung dari kadar zat tersebut. Apabila dalam air terlarut ada zat yang beracun atau zat lain yang mengganggu peruntukkan air maka air tersebut dikatakan tercemar.
Pencemaran lingkungan terjadi bila daur materi dalam lingkungan hidup mengalami perubahan, sehingga keseimbangan dalam hal struktur maupun fungsinya terganggu. Ketidak seimbangan struktur dan fungsi daur materi terjadi karena proses alam atau juga karena perbuatan manusia. Manusia merupakan satu-satunya komponen Lingkungan Hidup biotik yang mempunyai kemampuan untuk dengan sengaja merubah keadaan lingkungan hidup. Dalam usaha merubah lingkungan hidupnya ini dengan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya dapat menimbulkan masalah yang disebut pencemaran. Manusia juga dapat merubah keadaan lingkungan yang tercemar akibat berbuatannya ini menjadi keadaan lingkungan yang lebih baik, menjadi keadaan seimbang, dapat mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan, bahkan diharapkan untuk dapat mecegah terjadinya pencemaran.
Ditinjau dari segi ilmu kimia yang disebut pencemaran lingkungan adalah peristiwa penyebaran bahan kimia dengan kadar tertentu yang dapat merubah keadaan keseimbangan pada daur materi, baik keadaan struktur maupun fungsinya sehingga mengganggu kesejahteraan manusia. Berdasarkan medium fisik lingkungan tempat tersebarnya bahan kimia ini, maka pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh bahan kimia dapat dibagi menjadi tiga jenis pencemaran, yaitu pencemaran tanah, pencemaran udara, dan pencemaran air. Perubahan keadaan bahan kimia yang tersebar dalam ketiga medium fisik lingkungan ini, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat berpengaruh terhadap kesejahteraan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya. Sumber-sumber Pencemaran.
Bahan kimia yang tersebar dalam lingkungan fisik ini ada yang bermanfaat dan sangat diperlukan kehadirannya dalam jumlah sebanyak mungkin, ada yang berguna dalam kadar tertentu ada pula yang betul-betul bersifat sebagai racun dan berbahaya bagi kehidupan manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Bahan-bahan kimia yang kehadirannya dalam lingkungan hidup dapat menyebabkan terganggunya kesejahteraan hidup manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan disebut bahan pencemar.
Sebagai sumber utama terjadinya pencemar adalah:
Proses-proses alam, antara lain pembusukan secara biologis, aktivitas gunung berapi, terbakarnya semak-semak, dan halilintar.
Pembuatan/aktivitas manusia, seperti:
Hasil pembakaran bahan bakar yang terjadi pada industri dan kendaraan bermotor.
Pengolahan dan penyulingan bijih tambang mineral dan batubara.
Proses-proses dalam pabrik.
Sisa-sisa buangan dari aktivitas-aktivitas tersebut di atas.
A. Pencemaran Air
Air yang sudah tercemar memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu:
Adanya perubahan suhu air
Air biasanya digunakan sebagai pendingin untuk mesin-mesin di pabrik. Air pendingin ini akan menjadi hangat karena menyerap panas dari mesin-mesin tersebut dan jika dibuang ke sungai, maka air sungai menjadi lebih hangat. Kondisi ini akan mengurangi kandungan oksigen dalam air yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan dan hewan di air. Jika demikian yang terjadi, maka kehidupan tumbuhan dan hewan air akan terganggu, bahkan mati.
Adanya perubahan warna, bau, dan rasa air
Air yang bersih dengan mudah dapat dilihat dari keadaan fisiknya, yaitu tidak berwarna, berbau dan berasa. Limbah dari industri dan sumber lainnya seringkali berupa bahan orgaik dan anorganik yang dapat larut dalam air. Karena itu, warna air berubah dengan adanya bahan-bahan pencemar tersebut.
Adanya endapan dan bahan terlarut
Limbah industri dapat pula berupa limbah padat yang tidak larut dalam air. Limbah tersebut kemudian mengendap di dasar air atau melayang-layang di dalam air bersama-sama dengan bahan terlarut lainnya. Endapan dan bahan terlarut tersebut dapat menghalangi masuknya sinar matahari yang sangat diperlukan oleh mikroorganisme dalam air untuk melakukan fotosintesis.
Adanya mikroorganisme
Mikroorganisme berperan alam menguraikan bahan-bahan pencemar yang dibuang ke dalam air. Jika bahan buangan bertambah banyak, maka mikroorganisme juga berkembangbiak untuk menambah jumlahnya. Diantara organisme-organisme tersebut dimungkinkan adanya mikroba patogen, yaitu mikroba pembawa penyakit
B. Pencemaran Udara
Udara terdiri atas sejumlah unsur dengan susunan atau komposisi tertentu. Unsur-unsur tersebut diantaranya adalah Nitrogen (78,09 %), Oksigen (21,94 %), Argon (0,93 %), karbon dioksida (0,032 %), dan lain-lain. Jika ke dalam udara tersebut masuk atau dimasukkan zat asing yang berbeda dengan penyusun udara dalam keadaan normal tadi, maka dikatakan bahwa udara tersebut telah tercemar. Berdasarkan uraian tadi, maka yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya bahan-bahan atau zat-zat asing ke udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya. Zat-zat asing tersebut mengubah komposisi udara dari keadaan normalnya dan jika berlangsung lama akan mengganggu kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Banyak sekali bahan-bahan atau zat- zat yang mencemari udara, namun yang paling banyak berpengaruh dalam pencemaran udara adalah Karbon Monoksida (CO), Nitrogen Oksida (NOx), Belerang Oksida (SOx), Hidro Karbon (HC), Partikel (Partikulate) dan lain-lain.
C. Pencemaran Tanah/Daratan
Pencemaran daratan terjadi jika ada bahan-bahan asing, baik organic maupun anorganik, yang menyebabkan daratan rusak. Akibatnya, daratan tidak dapat memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia. Padahal jika daratan tersebut tidak mengalami kerusakan kerusakan, maka dapat digunakan untuk mendukung kehidupan manusia seperti untuk pertanian, peternakan, kehutanan, permukiman dan lain-lain. Sebelum adanya perkembangan kemajuan teknologi dan industri, manusia hanya membuang sampah atau limbah yang bersifat organik. Sampah atau limbah tersebut dapat dengan mudah diurai oleh mikroorganisme, sehingga menjadi bahan yang mudah menyatu kembali dengan alam. Lama kelamaan, dengan beragamnya kebutuhan manusia dan berkembangnya berbagai jenis industri, maka sampah yang dihasilkan juga semakin bervariasi. Sampah yang dibuang ke daratan tidak hanya berupa sampah organik tetapi juga anorganik. Sampah anorganik sulit untuk diurai atau dipecah oleh mikroorganisme, sehingga memerlukan waktu yang sangat lama untuk hancur dan menyatu kembali dengan alam.
III. ALAT DAN BAHAN
Kegiatan I
4 buah toples/ gelas beker
4 ekor ikan kecil
Stopwatch
Kegiatan II
Neraca analtik Neraca analitik / sendok teh 1 buah
Gelas kimia 600ml 10 buah
Kertas untuk label secukupnya
Gelas kimia 1000ml 1 buah
Air
Deterjen serbuk 1 gram
IV. PROSEDUR KERJA ( CARA KERJA )
Kegiatan I
Menyiapkan 4 buah toples kosong
a b c d
Mengisi setiap toples dengan:
Mengunakan Air bersih
Melarutkan sabun mandi
Melarutkan detergen
Obat nyamuk cair
Memasukkan 1 ekor ikan kecil pada masing-masing toples (menyalakan stopwatch)
Mengamati keadaan ikan setiap 2 menit dan catat hasill pengamatannya dalam bentuk tabel.
Kegiatan II
Menyediakan larutan deterjen 100%; 50%; 25%; 12,5%; 6,25%; 3,10% serta kontrol yang berupa akuades/air ledeng / PDAM. Simpan cairan dengan gelas kimia yang telah di beri label sebagai berikut.
Label I = larutan detergen 4 gram
Label II = larutan detergen 3 gram
Label III = larutan detergen 2 gram
Label IV = larutan detergen 1 gram
Label kontrol = Akuades/air ledeng/PDAM)
Cara menyediakan larutan:
Menimbang detejen dengan berbeda-beda berat yaitu 4 gram, 3 gram, 2 gram dan 1 gram dengan menggunakan neraca analitik.
Mengambil, mengukur dan menuangkan 100 ml air akuades ke dalam gelas plastik dan larutan detergen 4 gram kedalam air tersebut sebagai label pertama.
Mengambil, mengukur dan menuangkan 100 ml air akuades ke dalam gelas plastik dan larutan detergen 3 gram kedalam air tersebut sebagai label kedua.
Mengambil, mengukur dan menuangkan 100 ml air akuades ke dalam gelas plastik dan larutan detergen 2 gram kedalam air tersebut sebagai label ketiga.
Mengambil, mengukur dan menuangkan 100 ml air akuades ke dalam gelas plastik dan larutan detergen 1 gram kedalam air tersebut sebagai label keempat.
Memasukkan 1 ekor ikan kecil pada masing-masing gelas kimis yang sudah diberi label (nyalakan stopwatch)
Mengamati keadaan ikan setiap 2 menit. Dan catat dalam tabel pengamatan.
V. DATA / HASIL PERCOBAAN
a. kegiatan 1
No
Waktu
(menit)
Keadaan ikan
Sabun cair
Obat nyamuk cair
pewangi
Sabun cuci puring
1.
1
Begerak
Masih hidup
Mulai lemah
Masih bergerak
2.
2
Aktif bergerak
Mulai melemah
Semakin melemah
Masih hidup, mata memerah dan keluar darah
3.
3
Melemah
Semakin melemah
Melah
Masih hidup, semakin banyak mengeluarkan darah
4.
4
Semakin melemah
Melemah
Tidak bergerak
Tidak bergerak
5.
5
Tidak bergerak akan tetapi masih hidup dan berlendir
Tidak bergerak
Tidak bergerak dan dalam kedaan kritis dan terjadi perubahan pada ekor ikan yang memutih dengan warna kulit pudar
Tidak bergerak akan tetapi masih hidup dan berlendir
b. Kegiatan 2
No
Waktu
(menit)
Keadaan ikan
Deterjen 4 g
Deterjen 3 g
Deterjen 2 g
Deterjen 1 g
1.
1
Kondisi hidup dan melemah
Masih hidup dan aktif
Masih hidup dan aktif
Masih hidup dan aktif bergerak
2.
2
Aktif bergerak
Lemah
Masih hidup
Masih hidup
3.
3
Aktif bergerak
Sedikit aktif bergerak
Melemah
Masih hidup tapi sedikit bergerak
4.
4
Semakin lemah
Semakin melemah
Semakin lemah
Sedikit bergerak dan melemah
5.
5
Tidak ada nafas, banyak mengeluarkan lendir dan berdarah dan tidak bergerak saat diberi guncangan dan warna kulit memudar
Tidak ada nafas, mengeluarkan lendir dan tidak bergerak saat diberi guncangan dan warna kulit memudar
Sangat lemah, mengeluarkan lendir dan bergerak saat diberi kuncangan dan warna kulit memudar
Sangat lemah, sedikit mengeluarkan lendir dan bergerak saat diberi guncangan dan warna kulit sedikit memudar
VI. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
6.1. Analisis data
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian praktikum di sekitar Lab Biologi, Ikan emas mengalami kemunduran atau kematian secara perlahan saat dimasukan ke dalam air yang sudah teremar karena berada di air yang telah tercampur dengan mediator sederhana pada percobaan pertama menggunakan sabun cair, obat nyamuk cair (baygo) , pewangi pakaian, sabun cuci piring dengan menggunakan perbandingan air 100 ml yang ditambahkan bahan-bahan yang tercemar 5 ml,selanjutnya percobaan kedua menggunakan Deterjen sebagai limbah pencemar sederhana, praktikum ini dilakukan secara bertahap dalam waktu yang ditentukan selama 1 menit,2 menit,3 menit,4 menit dan 5 menit,waktu yang semakin lama ini dipengaruhi oleh besar kecilnya ikan yang digunakan dalam praktium,pada saat percobaan kedua perbandingan disetiap gelas aqua berbeda, pada gelas pertama 100 ml air dan 4 gram deterjen, kedua 100 ml air dan 3 gram deterjen, ketiga100 ml air dan 2 gram deterjen dan keempat 100 ml air dan 1 gram deterjen.
Semakin banyak bahan kimia seperti sabun cair, baygon, pewani pakaian, sabun cuci piring dan Deterjen yang di campurkan di air sebagai bahan mediator sederhana perkembangan Ikan yang ada di dalamnya akan menjadi kurang aktif dan lama-kelamaan akan mengalami kemunduran bahkan jika terlalu lama akan mengakibatkan Ikan tersebut mati. Jadi lingkungan terutama air yang tercemar akan mengakibatkan air tidak layak digunakan dan dikonsumsi oleh masyarakat karena jika air tersebut terus menerus dikonsumsi akan mengakibatan gangguan pada manusia terutama pada system pencernaan manusia sehingga alangkah baiknya dihindari mengonsumsi air yang telah tercemar.
6.2. Pembahasan
Dari penelitian yang telah kami lakukan dapat diperoleh bahwa pada percobaan pertama dengan air yang tercampur sabun cair pada menit pertama ikan masih bergerak,saat menit kedua masih aktiv bergerak akan tetapi pada menit ketiga sampai empat keadaan ikan semakin melemah bahkan sampai mengeluaran lender dan tidak mampu untuk bergerak kembali pada menit kelima,saat air tercampur dengan obat nyamuk cair keadaan ikan semakin lama waktunya keadaanya semakin melemah bahkan pada menit kelima ikan tidak dapat bergerak,saat ikan dimasukkan pada air yang tercampur dengan pewangi hasil yang diperolehpun sama seperti pada percobaan sebelumnya yaitu semain melemahnya tubuh ikan sampai dalam keadaan kritis dengan ekor ikan yang memutih ketika waktu menunjukkan angka 5 menit dan terakhir saat ikan berenang di air yang tercemar dengan sabun cuci piring hasilnya padda menit pertama masih bergerak,menit kedua keadaan ikan masih hidup dengan mata memerah disertai keluar darah dari ingsanya,saat menit ketiga ian masih dalam keadaan hidup akan tetapi semakin banyak mengeluaran darah dan pada saat menit keempat sampai lima ikan dalam keadaan tidak bergerak akan tetapi masih hidup dengan mulut yang membuka kemudian menutup dan juga mengeluaran lender, maka semakin tinggi tingkat pencemaran air akan mengakibatkan populasi yang hidup di dalam air yang tercemar daya hidupnya aan semakin menurun bahkan hal tersebut akan semakin tidak baik dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan kematian dan sifat air itu pun tidak layak untuk digunakan lagi.
Seperti yang sudah dipraktekan bahwa semakin banyak bahan kimia yang tercemar di dalam air maka dapat merusak ekosistem didalamnya, seperti yang terlihat pada penelitian ikan mengalami proses kematian secara perlahan di mulai menurunnya kesadaran bahkan lemas, semakin lemas bahkansampai mengeluarkan darah di bagian ingsan ikan, sampai memudarnyawarna kulit pada ikan dan menghasilkan lendir,jikalau semakin banyak bahan yang tercemar maka semakin cepat pula kematin ikan tersebut bahkan menimbulkan terputusnya populasi ikan di air dan lebih parahnya dapat merusak ekosistem dalam air yang telah tercemar.
Dan dari data pengamatan juga proses kematiaan ikan tercepat terjadi pada ikan yang berukuran kecil dari pada ian yang berukuran besar, hal tersebut dikarnakan ikan kecil memiliki daya tahan tubuh yang lebih kecil dibandingkan ikan yang besar dan bahwa pada proses pencemaran air bukan hanya membunuh ikan namun bisa membunuh semua mahluk hidup didalam air, misalnya kecebong, katak dan hewan lainnya.
Sedangkan pada percobaan kedua dengan menggunakan deterjen setelah dilakukan pengamatan sebanyak satu kali dengan konsentrasi deterjen berbeda dihasilkan data yang hamper mirip dari kondisi ikan yang masih hidup pada menit pertama,dan pada menit kedua sampai menit kelima keadaan ikan yang melemah,semakin melemah,tidak dapat bergerak bahkan mengalami kematian dengan mengeluarkan lender semakin banyak jika konsentrasi detrejennya juga semakin banyak dan sebaliknya jika konsentrasi deterjen semakin sedikit maka ikan akan lebih lama mati dan mengeluarkan sedikit lender dari tubuhnya
Pada percobaan pertama dan kedua dengan percobaan pertama menggunakan sabun cair, baygon, pewangi pakaian, sabun cuci piring dan percobaan kedua menggunakan deterjen. Pada sabun cair dan cuci piring merupakan zat pencemaran air kedua terbukti dengan percobaan menggunakan ikan, ikan mengalami proses kematian tercepat kedua, sedangkan menggunakan baygon ikan dapat bertahan lama dari sabun cair dan sabun cuci piring hal tersebut dikarnakan baygon tidak dapat secara langsung tercampur pada air bersih sehingga tidak secara langsug ikan dapat terkontaminasi oleh zat beracun pada baygon dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengalami kontraksi pada air yang tersemar tersebut dan pada percobaan kedua dengan menggunakan deterjen terbukti bahwa deterjen merupakan zat pencemaran air terbesar dengan pengujian pada ikan, dikarnakan deterjen bersifat panas sehingga ikan tidak mampu untuk menyesuaikan diri agar tidak mengalami kerusakan langsung pada tubuh ikan,sedangkan larutan control digunakan sebagai bahan pembanding dari percobaan satu dan dua dengan keadaan ikan yang masih hidup dan aktiv begerak.jika ikan mati dalam larutan control itu artinya didalam larutan control terdapat bahan yang telah tercampu dengan air tanpa kita sadari sehingga dapat mengakibatkan ikan mati secara tragis didalam gelas plastic,jika zat pencemar ini semakin banyak setiap harinya maka lama kelamaan pasti akan merusak ekosistem yang berada di dalam ait tersebut.
Hal lain yang harus kita ketahui yaitu proses pencemaran dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung bahan tercemaran tersebut langsung berdampak meracuni sehingga mengganggu kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan ataupun mengganggu keseimbangan ekologis baik air, udara mapun tanah sepeti contoh praktikum yang telah kami lakukan adalah contoh pencemaran secara langsung. Proses tidk langsung yaitu beberapa zat kimia bereaksi diudra air maupun tanah sehingga menyebaban pencemaran.
Pencemaran yang langsung terasa dampaknya, misalnya berupa gangguan kesehatan langsung (penyakit akut), atau akan diraakan setelah jangka wktu tertentu, sebeenarnya alam memiliki kemampuan sendiri untuk mengatasi pencemaaran, maka pencemaran berada di alam secara tetap attau terakumulasi dan kemudian berdampak pada manusia material, hewan, tumbuhan dan ekosistem, padahal hal tersebut terjadi karna kebiasaan manusia sendiri yang tanpa disadari, sehingga dampak yang ditimbulkan akan merusak lingkungan.
Adapun langkah untuk mengatasi pencemaran lingkungan yaitu pencegahan dan pengendalian. Langkah pencegahan pada prinsipnya mengurangi pencemaran dari sumbernya untuk mencegah dampak lingkungan yang lebih berat di lingkungan yang terdekat misalnya dengan mengurangi jumlah pemakaian bagan kimia dan sampah yang susah di urai, sampah yang dihasilkan semisal sampah padat atau sampah cair, kemudian dapat digunakan kembali ( reuse ) dan daur ulang (recycle)
Langkah pengendalian sangatlah penting untuk menjaga lingungan tetap bersih terutama pencemaran air dan kesehatan manusia. Pengendalian dapat berupa pembuatan standar baku mutu lingkungan, monitoring lingkungan dan pengunaan teknologi untuk mengatasi maasalah lingkungan. Untuk permasalahan global seperti perubahan iklim, penipisan lapisan ozon dan pencemaran global diperlukan kerja sama semua pihak dan kesadaran masyarakat sendiri.
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Dari penelitian pengamatan mengenai ”pencemaran lingkungan”yang telah kami lakukan di sekitar Lab Biologi dapat disimpulkan bahwa:
Semakin tinggi tingkat pencemaran air dilingkungan semakin besar pula dampak negatif yang dirasakan oleh lingkungan manusia, hewan dan ekosistem lain.
Semakin lama populasi berada dalam air yang tecemar maka akan mengakibatkan populasi tersebut terserang penyakit atau bahkan mati atau hancur
Factor yang mempengaruhi kondisi ikan setelah dimasukan ke dalam air yang tercemar yaitu jenis ikan dan besar atau kecilnya iikan tersebut.
Pencemaran air dapat diketahui dari perubahan warna, bau, serta adanya kematian dari biota air, baik sebagian atau seluruhnya.
Untuk mengetahui tingkat pencemaran air dapat dilihat melalui besarnya kandungan O2 yang terlarut.
Proses pencemaran dapat terjadi dalam dua tahap yaitu, langsung berdampak meracuni dan tidak secara langsung yaitu beberapa zat kimia bereaksi di tanah, air, dan udara sehingga menyebabkan penemaran.
7.2. Saran.
Dalam kehidupan sehari-hari lngkungan sangat hal yang bukan asing di telinga kita oleh karna itu lingkungan haruslah kita kita jaga dan lestarikan supaya diperoleh keadaan yang seimbang antara manusia, hewan tumbuhan dan abiotik lainnya. Begitu banyak dampak yang ditimbulkan jika kita tidak memperhatikaan keseimbangan alam yang digunakan sebagai tempat kehidupan.
Alangakah baiknya dari percobaan yang telah kami lakukan para mahasiswa dapat mengembangkan metode-metode tersebut dengan dilakukannya sebijak mungkin.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Mobinta Kusuma,M.Pd, Yuni Arfiani,M.Pd.Buku DIKTAT PRAKTIKUM ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
Nuryati dkk.2003,dasar-dasar ilmu pencemaran.jurnal ilmu pertanian vol.10 No.2, 2003:63-69
Raharjo. 2005. Fisiologi Hewan Air. CV Sagung Seto, Jakarta. 64 hal
Hanafiah,kemnas A.2007.dasar-dasar ilmu tanah;erlangga;Jakarta
Raharjo. 1980. Sistem morfologi dan anatomi ikan. Bandung. 21 hal.
Apridani, Afri yuni 2011.Pengaruh kadar deterjen dalam air.
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mengidentifikasi efek pemcemaran terhadap makhluk hidup dan lingkungannya.
II. LANDASAN TEORI
Pencemaran lingkungan hidup menurut undang-undang Lingkungan Hidup No.32 tahun 2009, yaitu masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Sumber pencemaran adalah setiap kegiatan yang membuang bahan pencemar. Bahan pencemar tersebut dapat berbentuk padat, cair, gas atau partikel tersuspensi dalam kadar tertentu kedalam lingkungan, baik melalui udara, air maupun daratan pada akhirnya akan sampai pada manusia.
Air adalah sumber daya alam yang diperlukan untuk kehidupan makhluk hidup yang merupakan senyawa sederhana H2O, dan tidak ada satupun makhluk hidup yang berada di planet ini yang tidak membutuhkan air. Di alam, air berputar dalam daur atau siklus hidrologi, dan jumlah air selalu tetap, karena didalamnya berlaku hukum kekekalan massa yaitu jumlahnya selalu tetap. Air yang terdapat di alam, didalamnya terlarut berbagai macam zat-zat yang terlarut dalam air yang banyak berguna bagi kehidupan, tetapi beberapa macam zat yang terlarut dalam air bersifat racun bagi makhluk hidup, walaupun sebenarnya beracun atau tidak beracun tergantung dari kadar zat tersebut. Apabila dalam air terlarut ada zat yang beracun atau zat lain yang mengganggu peruntukkan air maka air tersebut dikatakan tercemar.
Pencemaran lingkungan terjadi bila daur materi dalam lingkungan hidup mengalami perubahan, sehingga keseimbangan dalam hal struktur maupun fungsinya terganggu. Ketidak seimbangan struktur dan fungsi daur materi terjadi karena proses alam atau juga karena perbuatan manusia. Manusia merupakan satu-satunya komponen Lingkungan Hidup biotik yang mempunyai kemampuan untuk dengan sengaja merubah keadaan lingkungan hidup. Dalam usaha merubah lingkungan hidupnya ini dengan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya dapat menimbulkan masalah yang disebut pencemaran. Manusia juga dapat merubah keadaan lingkungan yang tercemar akibat berbuatannya ini menjadi keadaan lingkungan yang lebih baik, menjadi keadaan seimbang, dapat mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan, bahkan diharapkan untuk dapat mecegah terjadinya pencemaran.
Ditinjau dari segi ilmu kimia yang disebut pencemaran lingkungan adalah peristiwa penyebaran bahan kimia dengan kadar tertentu yang dapat merubah keadaan keseimbangan pada daur materi, baik keadaan struktur maupun fungsinya sehingga mengganggu kesejahteraan manusia. Berdasarkan medium fisik lingkungan tempat tersebarnya bahan kimia ini, maka pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh bahan kimia dapat dibagi menjadi tiga jenis pencemaran, yaitu pencemaran tanah, pencemaran udara, dan pencemaran air. Perubahan keadaan bahan kimia yang tersebar dalam ketiga medium fisik lingkungan ini, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat berpengaruh terhadap kesejahteraan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya. Sumber-sumber Pencemaran.
Bahan kimia yang tersebar dalam lingkungan fisik ini ada yang bermanfaat dan sangat diperlukan kehadirannya dalam jumlah sebanyak mungkin, ada yang berguna dalam kadar tertentu ada pula yang betul-betul bersifat sebagai racun dan berbahaya bagi kehidupan manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Bahan-bahan kimia yang kehadirannya dalam lingkungan hidup dapat menyebabkan terganggunya kesejahteraan hidup manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan disebut bahan pencemar.
Sebagai sumber utama terjadinya pencemar adalah:
Proses-proses alam, antara lain pembusukan secara biologis, aktivitas gunung berapi, terbakarnya semak-semak, dan halilintar.
Pembuatan/aktivitas manusia, seperti:
Hasil pembakaran bahan bakar yang terjadi pada industri dan kendaraan bermotor.
Pengolahan dan penyulingan bijih tambang mineral dan batubara.
Proses-proses dalam pabrik.
Sisa-sisa buangan dari aktivitas-aktivitas tersebut di atas.
A. Pencemaran Air
Air yang sudah tercemar memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu:
Adanya perubahan suhu air
Air biasanya digunakan sebagai pendingin untuk mesin-mesin di pabrik. Air pendingin ini akan menjadi hangat karena menyerap panas dari mesin-mesin tersebut dan jika dibuang ke sungai, maka air sungai menjadi lebih hangat. Kondisi ini akan mengurangi kandungan oksigen dalam air yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan dan hewan di air. Jika demikian yang terjadi, maka kehidupan tumbuhan dan hewan air akan terganggu, bahkan mati.
Adanya perubahan warna, bau, dan rasa air
Air yang bersih dengan mudah dapat dilihat dari keadaan fisiknya, yaitu tidak berwarna, berbau dan berasa. Limbah dari industri dan sumber lainnya seringkali berupa bahan orgaik dan anorganik yang dapat larut dalam air. Karena itu, warna air berubah dengan adanya bahan-bahan pencemar tersebut.
Adanya endapan dan bahan terlarut
Limbah industri dapat pula berupa limbah padat yang tidak larut dalam air. Limbah tersebut kemudian mengendap di dasar air atau melayang-layang di dalam air bersama-sama dengan bahan terlarut lainnya. Endapan dan bahan terlarut tersebut dapat menghalangi masuknya sinar matahari yang sangat diperlukan oleh mikroorganisme dalam air untuk melakukan fotosintesis.
Adanya mikroorganisme
Mikroorganisme berperan alam menguraikan bahan-bahan pencemar yang dibuang ke dalam air. Jika bahan buangan bertambah banyak, maka mikroorganisme juga berkembangbiak untuk menambah jumlahnya. Diantara organisme-organisme tersebut dimungkinkan adanya mikroba patogen, yaitu mikroba pembawa penyakit
B. Pencemaran Udara
Udara terdiri atas sejumlah unsur dengan susunan atau komposisi tertentu. Unsur-unsur tersebut diantaranya adalah Nitrogen (78,09 %), Oksigen (21,94 %), Argon (0,93 %), karbon dioksida (0,032 %), dan lain-lain. Jika ke dalam udara tersebut masuk atau dimasukkan zat asing yang berbeda dengan penyusun udara dalam keadaan normal tadi, maka dikatakan bahwa udara tersebut telah tercemar. Berdasarkan uraian tadi, maka yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya bahan-bahan atau zat-zat asing ke udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya. Zat-zat asing tersebut mengubah komposisi udara dari keadaan normalnya dan jika berlangsung lama akan mengganggu kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Banyak sekali bahan-bahan atau zat- zat yang mencemari udara, namun yang paling banyak berpengaruh dalam pencemaran udara adalah Karbon Monoksida (CO), Nitrogen Oksida (NOx), Belerang Oksida (SOx), Hidro Karbon (HC), Partikel (Partikulate) dan lain-lain.
C. Pencemaran Tanah/Daratan
Pencemaran daratan terjadi jika ada bahan-bahan asing, baik organic maupun anorganik, yang menyebabkan daratan rusak. Akibatnya, daratan tidak dapat memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia. Padahal jika daratan tersebut tidak mengalami kerusakan kerusakan, maka dapat digunakan untuk mendukung kehidupan manusia seperti untuk pertanian, peternakan, kehutanan, permukiman dan lain-lain. Sebelum adanya perkembangan kemajuan teknologi dan industri, manusia hanya membuang sampah atau limbah yang bersifat organik. Sampah atau limbah tersebut dapat dengan mudah diurai oleh mikroorganisme, sehingga menjadi bahan yang mudah menyatu kembali dengan alam. Lama kelamaan, dengan beragamnya kebutuhan manusia dan berkembangnya berbagai jenis industri, maka sampah yang dihasilkan juga semakin bervariasi. Sampah yang dibuang ke daratan tidak hanya berupa sampah organik tetapi juga anorganik. Sampah anorganik sulit untuk diurai atau dipecah oleh mikroorganisme, sehingga memerlukan waktu yang sangat lama untuk hancur dan menyatu kembali dengan alam.
III. ALAT DAN BAHAN
Kegiatan I
4 buah toples/ gelas beker
4 ekor ikan kecil
Stopwatch
Kegiatan II
Neraca analtik Neraca analitik / sendok teh 1 buah
Gelas kimia 600ml 10 buah
Kertas untuk label secukupnya
Gelas kimia 1000ml 1 buah
Air
Deterjen serbuk 1 gram
IV. PROSEDUR KERJA ( CARA KERJA )
Kegiatan I
Menyiapkan 4 buah toples kosong
a b c d
Mengisi setiap toples dengan:
Mengunakan Air bersih
Melarutkan sabun mandi
Melarutkan detergen
Obat nyamuk cair
Memasukkan 1 ekor ikan kecil pada masing-masing toples (menyalakan stopwatch)
Mengamati keadaan ikan setiap 2 menit dan catat hasill pengamatannya dalam bentuk tabel.
Kegiatan II
Menyediakan larutan deterjen 100%; 50%; 25%; 12,5%; 6,25%; 3,10% serta kontrol yang berupa akuades/air ledeng / PDAM. Simpan cairan dengan gelas kimia yang telah di beri label sebagai berikut.
Label I = larutan detergen 4 gram
Label II = larutan detergen 3 gram
Label III = larutan detergen 2 gram
Label IV = larutan detergen 1 gram
Label kontrol = Akuades/air ledeng/PDAM)
Cara menyediakan larutan:
Menimbang detejen dengan berbeda-beda berat yaitu 4 gram, 3 gram, 2 gram dan 1 gram dengan menggunakan neraca analitik.
Mengambil, mengukur dan menuangkan 100 ml air akuades ke dalam gelas plastik dan larutan detergen 4 gram kedalam air tersebut sebagai label pertama.
Mengambil, mengukur dan menuangkan 100 ml air akuades ke dalam gelas plastik dan larutan detergen 3 gram kedalam air tersebut sebagai label kedua.
Mengambil, mengukur dan menuangkan 100 ml air akuades ke dalam gelas plastik dan larutan detergen 2 gram kedalam air tersebut sebagai label ketiga.
Mengambil, mengukur dan menuangkan 100 ml air akuades ke dalam gelas plastik dan larutan detergen 1 gram kedalam air tersebut sebagai label keempat.
Memasukkan 1 ekor ikan kecil pada masing-masing gelas kimis yang sudah diberi label (nyalakan stopwatch)
Mengamati keadaan ikan setiap 2 menit. Dan catat dalam tabel pengamatan.
V. DATA / HASIL PERCOBAAN
a. kegiatan 1
No
Waktu
(menit)
Keadaan ikan
Sabun cair
Obat nyamuk cair
pewangi
Sabun cuci puring
1.
1
Begerak
Masih hidup
Mulai lemah
Masih bergerak
2.
2
Aktif bergerak
Mulai melemah
Semakin melemah
Masih hidup, mata memerah dan keluar darah
3.
3
Melemah
Semakin melemah
Melah
Masih hidup, semakin banyak mengeluarkan darah
4.
4
Semakin melemah
Melemah
Tidak bergerak
Tidak bergerak
5.
5
Tidak bergerak akan tetapi masih hidup dan berlendir
Tidak bergerak
Tidak bergerak dan dalam kedaan kritis dan terjadi perubahan pada ekor ikan yang memutih dengan warna kulit pudar
Tidak bergerak akan tetapi masih hidup dan berlendir
b. Kegiatan 2
No
Waktu
(menit)
Keadaan ikan
Deterjen 4 g
Deterjen 3 g
Deterjen 2 g
Deterjen 1 g
1.
1
Kondisi hidup dan melemah
Masih hidup dan aktif
Masih hidup dan aktif
Masih hidup dan aktif bergerak
2.
2
Aktif bergerak
Lemah
Masih hidup
Masih hidup
3.
3
Aktif bergerak
Sedikit aktif bergerak
Melemah
Masih hidup tapi sedikit bergerak
4.
4
Semakin lemah
Semakin melemah
Semakin lemah
Sedikit bergerak dan melemah
5.
5
Tidak ada nafas, banyak mengeluarkan lendir dan berdarah dan tidak bergerak saat diberi guncangan dan warna kulit memudar
Tidak ada nafas, mengeluarkan lendir dan tidak bergerak saat diberi guncangan dan warna kulit memudar
Sangat lemah, mengeluarkan lendir dan bergerak saat diberi kuncangan dan warna kulit memudar
Sangat lemah, sedikit mengeluarkan lendir dan bergerak saat diberi guncangan dan warna kulit sedikit memudar
VI. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
6.1. Analisis data
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian praktikum di sekitar Lab Biologi, Ikan emas mengalami kemunduran atau kematian secara perlahan saat dimasukan ke dalam air yang sudah teremar karena berada di air yang telah tercampur dengan mediator sederhana pada percobaan pertama menggunakan sabun cair, obat nyamuk cair (baygo) , pewangi pakaian, sabun cuci piring dengan menggunakan perbandingan air 100 ml yang ditambahkan bahan-bahan yang tercemar 5 ml,selanjutnya percobaan kedua menggunakan Deterjen sebagai limbah pencemar sederhana, praktikum ini dilakukan secara bertahap dalam waktu yang ditentukan selama 1 menit,2 menit,3 menit,4 menit dan 5 menit,waktu yang semakin lama ini dipengaruhi oleh besar kecilnya ikan yang digunakan dalam praktium,pada saat percobaan kedua perbandingan disetiap gelas aqua berbeda, pada gelas pertama 100 ml air dan 4 gram deterjen, kedua 100 ml air dan 3 gram deterjen, ketiga100 ml air dan 2 gram deterjen dan keempat 100 ml air dan 1 gram deterjen.
Semakin banyak bahan kimia seperti sabun cair, baygon, pewani pakaian, sabun cuci piring dan Deterjen yang di campurkan di air sebagai bahan mediator sederhana perkembangan Ikan yang ada di dalamnya akan menjadi kurang aktif dan lama-kelamaan akan mengalami kemunduran bahkan jika terlalu lama akan mengakibatkan Ikan tersebut mati. Jadi lingkungan terutama air yang tercemar akan mengakibatkan air tidak layak digunakan dan dikonsumsi oleh masyarakat karena jika air tersebut terus menerus dikonsumsi akan mengakibatan gangguan pada manusia terutama pada system pencernaan manusia sehingga alangkah baiknya dihindari mengonsumsi air yang telah tercemar.
6.2. Pembahasan
Dari penelitian yang telah kami lakukan dapat diperoleh bahwa pada percobaan pertama dengan air yang tercampur sabun cair pada menit pertama ikan masih bergerak,saat menit kedua masih aktiv bergerak akan tetapi pada menit ketiga sampai empat keadaan ikan semakin melemah bahkan sampai mengeluaran lender dan tidak mampu untuk bergerak kembali pada menit kelima,saat air tercampur dengan obat nyamuk cair keadaan ikan semakin lama waktunya keadaanya semakin melemah bahkan pada menit kelima ikan tidak dapat bergerak,saat ikan dimasukkan pada air yang tercampur dengan pewangi hasil yang diperolehpun sama seperti pada percobaan sebelumnya yaitu semain melemahnya tubuh ikan sampai dalam keadaan kritis dengan ekor ikan yang memutih ketika waktu menunjukkan angka 5 menit dan terakhir saat ikan berenang di air yang tercemar dengan sabun cuci piring hasilnya padda menit pertama masih bergerak,menit kedua keadaan ikan masih hidup dengan mata memerah disertai keluar darah dari ingsanya,saat menit ketiga ian masih dalam keadaan hidup akan tetapi semakin banyak mengeluaran darah dan pada saat menit keempat sampai lima ikan dalam keadaan tidak bergerak akan tetapi masih hidup dengan mulut yang membuka kemudian menutup dan juga mengeluaran lender, maka semakin tinggi tingkat pencemaran air akan mengakibatkan populasi yang hidup di dalam air yang tercemar daya hidupnya aan semakin menurun bahkan hal tersebut akan semakin tidak baik dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan kematian dan sifat air itu pun tidak layak untuk digunakan lagi.
Seperti yang sudah dipraktekan bahwa semakin banyak bahan kimia yang tercemar di dalam air maka dapat merusak ekosistem didalamnya, seperti yang terlihat pada penelitian ikan mengalami proses kematian secara perlahan di mulai menurunnya kesadaran bahkan lemas, semakin lemas bahkansampai mengeluarkan darah di bagian ingsan ikan, sampai memudarnyawarna kulit pada ikan dan menghasilkan lendir,jikalau semakin banyak bahan yang tercemar maka semakin cepat pula kematin ikan tersebut bahkan menimbulkan terputusnya populasi ikan di air dan lebih parahnya dapat merusak ekosistem dalam air yang telah tercemar.
Dan dari data pengamatan juga proses kematiaan ikan tercepat terjadi pada ikan yang berukuran kecil dari pada ian yang berukuran besar, hal tersebut dikarnakan ikan kecil memiliki daya tahan tubuh yang lebih kecil dibandingkan ikan yang besar dan bahwa pada proses pencemaran air bukan hanya membunuh ikan namun bisa membunuh semua mahluk hidup didalam air, misalnya kecebong, katak dan hewan lainnya.
Sedangkan pada percobaan kedua dengan menggunakan deterjen setelah dilakukan pengamatan sebanyak satu kali dengan konsentrasi deterjen berbeda dihasilkan data yang hamper mirip dari kondisi ikan yang masih hidup pada menit pertama,dan pada menit kedua sampai menit kelima keadaan ikan yang melemah,semakin melemah,tidak dapat bergerak bahkan mengalami kematian dengan mengeluarkan lender semakin banyak jika konsentrasi detrejennya juga semakin banyak dan sebaliknya jika konsentrasi deterjen semakin sedikit maka ikan akan lebih lama mati dan mengeluarkan sedikit lender dari tubuhnya
Pada percobaan pertama dan kedua dengan percobaan pertama menggunakan sabun cair, baygon, pewangi pakaian, sabun cuci piring dan percobaan kedua menggunakan deterjen. Pada sabun cair dan cuci piring merupakan zat pencemaran air kedua terbukti dengan percobaan menggunakan ikan, ikan mengalami proses kematian tercepat kedua, sedangkan menggunakan baygon ikan dapat bertahan lama dari sabun cair dan sabun cuci piring hal tersebut dikarnakan baygon tidak dapat secara langsung tercampur pada air bersih sehingga tidak secara langsug ikan dapat terkontaminasi oleh zat beracun pada baygon dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengalami kontraksi pada air yang tersemar tersebut dan pada percobaan kedua dengan menggunakan deterjen terbukti bahwa deterjen merupakan zat pencemaran air terbesar dengan pengujian pada ikan, dikarnakan deterjen bersifat panas sehingga ikan tidak mampu untuk menyesuaikan diri agar tidak mengalami kerusakan langsung pada tubuh ikan,sedangkan larutan control digunakan sebagai bahan pembanding dari percobaan satu dan dua dengan keadaan ikan yang masih hidup dan aktiv begerak.jika ikan mati dalam larutan control itu artinya didalam larutan control terdapat bahan yang telah tercampu dengan air tanpa kita sadari sehingga dapat mengakibatkan ikan mati secara tragis didalam gelas plastic,jika zat pencemar ini semakin banyak setiap harinya maka lama kelamaan pasti akan merusak ekosistem yang berada di dalam ait tersebut.
Hal lain yang harus kita ketahui yaitu proses pencemaran dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung bahan tercemaran tersebut langsung berdampak meracuni sehingga mengganggu kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan ataupun mengganggu keseimbangan ekologis baik air, udara mapun tanah sepeti contoh praktikum yang telah kami lakukan adalah contoh pencemaran secara langsung. Proses tidk langsung yaitu beberapa zat kimia bereaksi diudra air maupun tanah sehingga menyebaban pencemaran.
Pencemaran yang langsung terasa dampaknya, misalnya berupa gangguan kesehatan langsung (penyakit akut), atau akan diraakan setelah jangka wktu tertentu, sebeenarnya alam memiliki kemampuan sendiri untuk mengatasi pencemaaran, maka pencemaran berada di alam secara tetap attau terakumulasi dan kemudian berdampak pada manusia material, hewan, tumbuhan dan ekosistem, padahal hal tersebut terjadi karna kebiasaan manusia sendiri yang tanpa disadari, sehingga dampak yang ditimbulkan akan merusak lingkungan.
Adapun langkah untuk mengatasi pencemaran lingkungan yaitu pencegahan dan pengendalian. Langkah pencegahan pada prinsipnya mengurangi pencemaran dari sumbernya untuk mencegah dampak lingkungan yang lebih berat di lingkungan yang terdekat misalnya dengan mengurangi jumlah pemakaian bagan kimia dan sampah yang susah di urai, sampah yang dihasilkan semisal sampah padat atau sampah cair, kemudian dapat digunakan kembali ( reuse ) dan daur ulang (recycle)
Langkah pengendalian sangatlah penting untuk menjaga lingungan tetap bersih terutama pencemaran air dan kesehatan manusia. Pengendalian dapat berupa pembuatan standar baku mutu lingkungan, monitoring lingkungan dan pengunaan teknologi untuk mengatasi maasalah lingkungan. Untuk permasalahan global seperti perubahan iklim, penipisan lapisan ozon dan pencemaran global diperlukan kerja sama semua pihak dan kesadaran masyarakat sendiri.
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Dari penelitian pengamatan mengenai ”pencemaran lingkungan”yang telah kami lakukan di sekitar Lab Biologi dapat disimpulkan bahwa:
Semakin tinggi tingkat pencemaran air dilingkungan semakin besar pula dampak negatif yang dirasakan oleh lingkungan manusia, hewan dan ekosistem lain.
Semakin lama populasi berada dalam air yang tecemar maka akan mengakibatkan populasi tersebut terserang penyakit atau bahkan mati atau hancur
Factor yang mempengaruhi kondisi ikan setelah dimasukan ke dalam air yang tercemar yaitu jenis ikan dan besar atau kecilnya iikan tersebut.
Pencemaran air dapat diketahui dari perubahan warna, bau, serta adanya kematian dari biota air, baik sebagian atau seluruhnya.
Untuk mengetahui tingkat pencemaran air dapat dilihat melalui besarnya kandungan O2 yang terlarut.
Proses pencemaran dapat terjadi dalam dua tahap yaitu, langsung berdampak meracuni dan tidak secara langsung yaitu beberapa zat kimia bereaksi di tanah, air, dan udara sehingga menyebabkan penemaran.
7.2. Saran.
Dalam kehidupan sehari-hari lngkungan sangat hal yang bukan asing di telinga kita oleh karna itu lingkungan haruslah kita kita jaga dan lestarikan supaya diperoleh keadaan yang seimbang antara manusia, hewan tumbuhan dan abiotik lainnya. Begitu banyak dampak yang ditimbulkan jika kita tidak memperhatikaan keseimbangan alam yang digunakan sebagai tempat kehidupan.
Alangakah baiknya dari percobaan yang telah kami lakukan para mahasiswa dapat mengembangkan metode-metode tersebut dengan dilakukannya sebijak mungkin.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Mobinta Kusuma,M.Pd, Yuni Arfiani,M.Pd.Buku DIKTAT PRAKTIKUM ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
Nuryati dkk.2003,dasar-dasar ilmu pencemaran.jurnal ilmu pertanian vol.10 No.2, 2003:63-69
Raharjo. 2005. Fisiologi Hewan Air. CV Sagung Seto, Jakarta. 64 hal
Hanafiah,kemnas A.2007.dasar-dasar ilmu tanah;erlangga;Jakarta
Raharjo. 1980. Sistem morfologi dan anatomi ikan. Bandung. 21 hal.
Apridani, Afri yuni 2011.Pengaruh kadar deterjen dalam air.
Komentar
Posting Komentar