Laporan praktikum zat aditif dan adiktif
ZAT ADITIF DAN ADIKTIF
1. Tujuan
B.percobaan pewarna makanan
Menyelidiki pewana makanan yang aman bagi tubuh
C.percobaan zat aditif pada makanan dan minuman
Mengamati berbagai zat aditif yang terdapat pada makanan ataupun minuman
2. Dasar teori
Bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja kedalam makanan dalam jumlah sedikit,yaitu untuk memperbaiki warna,bentuk,cita rasa,tekstur atau memperpanjang daya simpan.Tujuan menggunakan bahan tambahan makanan dapat meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi dan kualitas daya simpan,membuat bahan lebih mudah dihidangkan serta memperbaiki preparasi bahan pangan.Diantara beberapa bahan tambahan makanan yang sering digunakan adalah pemanis dan pewarna sintesis.Zat pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki warna makanan yang berubah atau menjadi pucat selama proses pengolahan atau untuk memberi warna pada makanan agar kelihatan lebih menarik(Winarno,995)
Pewarna makanan merupakan salah satu hal yang dipertimbangkan konsumen untuk memilih dan memilah makanan sehingga penggunaan pewarna dalam makanan seakan menjadi keharusan bagi setiap produsen makanan.Adanya dampak pada kesehatan terhadap penggunaan wana sintesis menjadi alasan bagi kita untuk back to nature dengan menggunakan pewarna alami(Nugraheni,2012)
Bedasarkan sumbernya zat pewarna dibagi dalam dua golongan utama yaitu pewarna alami dan buatan(Cahyadi,2006)
Pada pewarna alami zat pewarna yang diperoleh berasal dar hewan dan tumbuh-tumbuhan seperti caramel,coklat,daun suji,daun pandan,jenis-jenis warna allami antara lain:
a. Klorofil yait zat warna alami hujau yang umumnya terdapat pada daun.
b. Mioglobulin dan hemoglobin yitu zat warna merah pada daging.
c. Karotenoid yaitu kelompok pigmen yang berwarna uning,orange,merah.
d. Anthosianin yaitu warna pigmen merah biasanya terdapat pada bunga.
Warna buatan
Saat ini zat warna sintetik untuk makanan semakin banyak diproduksi dan dijual.Hal itu disebabkan karena keunggulan-keunggulan zat warna sintetik dibaningan dengan zat warna alami.Akan tetapi ternyata tidak semua zat warna sintetik benar-benar merupakan zat warna sintetik yang ditunjukkan untuk penggunaan makanan(Azizahwati,2007).
Beberapa warna sintetik yang berdampak negative bagi tubuh:
a. Rhodamin B yaitu pewana sintetik berwarna hijau,atau ungu kemerahan dan jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat terakumulasi dalam tubuh dan dapat menyebabkan pembesaran hati dan ginjal.
b. Tartrazine yaitu zat pewarna yang berasal dari batu bara dan merupakan racun bagi tubuh.
c. Carnicogen yaitu zat pewarna yang dapat memicu penyakit aner,kanker kemih,tumor ginjal dan tumor tiroid.
Deteksi zat pewarna sintetik dapat dilakukan secara sederhana dengan menggunakan peralatan yang sederhana, seperti gelas, air dan kertas saring. Sehingga tidak diperlukan adanya pelarut ataupun memerlukan tersedianya peralatan khusus. Metoda ini dapat dikerjakan di rumah maupun di lapangan. Keistimewaan atau keuntungan penting dari metoda tersebut adalah karena cara analisisnya tidak membutuhkan ketersediaan zat pewarna-pewarna standar apapun (Devianti et al, 2010).
Di laboratorium yang maju, analisis pewarna makanan sudah secara rutin dilakukan, dengan berbagai metoda, teknik dan cara. Sebagian besar dari cara analisa tersebut masih berdasarkan suatu prinsip kromatografi atau pun menggunakan alat spektrophotometer. Salah satunya yaitu kromatografi kertas. Prinsip kerjanya adalah kromatography kertas dengan pelarut air (PAM, destilata, atau air sumur). Setelah zat pewarna diteteskan di ujung kertas rembesan (elusi), air dari bawah akan mampu menyeret zat-zat pewrna yang larut dalam air (zat pewarn makanan) lebih jauh dibandingkan dengan zat pewarna tekstil(Devianti et al, 2010).
Makanan pokok kita mengandung karbohidrat, protein, kalsium, zat besi, vitamin dan yang lainnya. Namun, dalam pengolahannya banyak ditambahkan bahan-bahan kimia lain yang secara sengaja ataupun tidak disengaja ditambahkan. Bahan kimia tambahan pada makanan umumnya dikenal sebagai zat aditif makanan. Zat aditif ini dapat menambah rasa, aroma, dan warna yang dapat menarik selera para konsumen.
Bahan tambahan makanan digunakan agar makanan tampk lebih menarik dan tahan lama; bahan tersebut dapat sebagai pengawet, pewarna, penyedap rasa dan aroma, antioksidan, dan lain-lain. Sehingga bahan makanana tersebut tidak bernilai gizi.
Penggunaan bahan makanan pangan tersebut di Indonesia telah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan Undang-undang, Peraturan Menteri Kesehatan dan lain-lain. Di samping itu UU Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan Pasal 10 ayat 1 dan 2 beserta penjelasannya erat kaitannya dengan bahan tambahan makanan yang pada intinya adalah untuk melindungi konsumen agar penggunaan bahan tambahan makanan tersebut benar-benar aman untuk dikonsumsi dan tidak membahayakan.
Salah satu bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan adalah asam borat dan garamnya natrium tetraborat (boraks).Boraks berasal dari bahasa Arab yaitu Bouraq. Merupakan kristal lunak yang mengandung unsur boron, berwarna putih, tidak berbau serta stabil pada suhu dan tekanan normal. Boraks bersifat mudah larut dalam air, tidak larut dalam alkohol, pH : 9,5. Dalam air, boraks berubah menjadi natrium hidroksida dan asam borat.
3. Alat dan bahan
A. Percobaan Pewarna makanan
• Bahan makanan berwarna yang akan diuji (saus tomat,cincau,cendol dan fanta) masing-masing 50 gram.
• Air 50 ml
• Pistil atau mortar
• Pipet
• Pinset
• Kaki tiga
• Kawat kasa
• Pemanas Bunsen
• Gelas kimia
• Deterjen
• Cincau (50 gram) + aquades 50 ml
• Cendol (50 gram) + aquades 50 ml
• Saus 7 saset / pic + aquades 50 ml
• Fantan 50 ml
• Benang jagung 20 cm
• Benang wool 20 cm
B. Percobaan zat aditif dalam makanan dan minuman
Mengumpulkan berbagai jajanan di sekitar sebanyak mungkin bekas bungkus/pengemas makanan atau minuman yang terdapat keterangan tentang komposisi kendungan bahan bakunya.
4. Prosedur percobaan
Percobaan pewarna makanan
1) Mencampurkan 50 gram bahan makanan yang akan diuji dengan 50 ml air,kemudian menghaluskannya.
2) Memasukkan masing-masing bahan makanan yang akan diuji ke dalam gelas kimia yang berbeda.
3) Mencelupkan beberapa potongan benag wol dan benang jagung ke dalam masing-masing gelas kimia.
4) memanaskan masing-masing gelas kimia dengan pemanas Bunsen.memastikan kaki tiga,kawat kasa dan gelas kimia tersusun dengan benar.
5) Mendinginkan sampai benar-benar dingin.
6) Mengambil benang wol dan benang jagung yang telah dicelupkan pada larutan bahan makanan.mencuci benang wol dan benang jagung tersebut dengan air.
7) Membandingkan hasilnya dalam table pengamatan dengan member tanda centang sesuai hasil pengamatan.pewarna makanan yang aman dikonsumsi warnanya akan hilang dari benang saat dicuci.
Percobaan zat aditif dalam makanan dan minuman
1) Mengumpulkan berbagai jajan yang ada disekitar sebanyak mungkin bekas atau pengemas makanan dan minuman yang terdapat keterangan tentang komposisi kandungan bahan bakunya.
2) Melakukan pengamatan pada pengemas makanan dan minuman tersebut(,pemanis,pengawet,pewarna,pengental,antioksidan,pemutih,pengatur keasaman,zat gizi,penguat rasa dan anti gumpal).
3) Mencatat hasil pengamatan pada table pengamatan.
5. Data/hasil pengamatan
• Percobaan pewarna makanan
a) Tabel 1.1 menggunakan benang wol
No. Jenis bahan Warna hilang Warna tidak hilang
1. Saus
2. Cincau
3. Fanta
4. Cendol
b) Table 1.2 menggunakan benang jagung
No. Jenis bahan Warna hilang Warna tidak hilang
1. Saus
2. Cincau
3. Fanta
4. Cendol
• Percobaan zat aditif dan adiktif
No. Kegunaan zat aditif Nama zat aditif Dampak negatif pencegahan
1. Penguat rasa • Mononatrium glutamate
• Garam
• Gula
• bawang putih
• jagung
• kalsium karbonat
• buah kering
• persa sintetik. • Hipertensi
• Kerusakan sel jaringan otak
• Kanker
• alergi
• mual
• serangan
• asma
• sakit kepala
• amandel • Mengurangi makanan yang mengandung penguat rasa
• Menghindari makanan yang mengadung penguat rasa sintensis
2. Pemanis • Aspartum
• Gula
• Kelapa
• Glikonda streriol
• sirup glukosa
• natrium
• siklamat • Diabetes militus
• kerusakan gigi
• gangguan pangkreas • Mengurangi makanan yang mengandung pemanis
• Beraktifitas fisik dan hindari makanan dan minuman yang menggandung pemanis buatan
3. Pengawet • Natrium benzoate
• natrium metabisulfit • amandel
• kesulitan bernapas
• iritasi kulit
• infeksi sistem pernapasa
• diare,mual dan muntah
• kekurangan vitamin B1
• kerusakan jantung,ginjal
• leikimia
• diabetes
• kanker otak • Mengurangi makanan yang mengandung pengawet
• gunakan pemanis alami yang terkandung dalam tumbuhan
4. Pewarna • Karmasin
• caramel kelas IV
• blue berliant • hiperaktivitas dan asma
• gangguan pada ginjal
• kemandulan pada pria
• melemahkan sistem kekebalan tubuh
• komplikasi penyakit • Mengurangi makanan yang mengandung pewarna
• Menggunakan bahan makanan yang alami
5. Antioksidan • Tekoferol
• asam askorbat
• antioksi
• TBHQ. • Proses penuaan
• kanker kardiovaskuler
• batu ginjal
• tekanan darah tingggi • Mengurangi makan yang mengandung antioksidn yang berlebihn
6. Pemutih Asam askarbonat • Kankerr
• Masalah pada ginjal • Mengurangi makanan yang mengandung pemutih
7. Pengemulsi • Pengemulsi nabati
• lesitin kedelai
• premilus vitamin. • Muntah
• Depresi
• Perubahan alas an mendadak • Mengurangi makanan yang mengandung pengemulsi
8. Zat gizi • Sigmavit(vit A,vit B1,vit B2,vit B6,vit B12,vit D)
• asam folat
• kalium
• vit E • Jantung koroner
• Hepatitis
• Empedu • Mengonsumsi makanan yang mengandung zat gizi seperlunya jangan berlebihan
9. Pengembang • Ammonium bikarbonat
• natrium bikarbonat. • Beracun apabila dikunsumsi dalam jumlah banyak • Mengurangi makanan yang mengandung pengembang
• Mengonsumsi dalam jangka waktu pendek dan jangan terlalu banyak
6. Analisis dan pembahasan
• Analisis
Dalam praktikum kali ini, dilakukan percobaan untuk mengetahui penggunaan pewarna yang ada dalam berbagai sampel bahan makanan. Disini kita akan mencoba membandingkan/membedakan antara makanan yang mengandung pewarna ataupun tidak berdasarkan percobaan yang di lakukan.
Adapun sampel bahan makanan yang digunakan adalah berbagai sampel bahan makanan atau minuman yang beredar di pasaran antara lain saus,cincau,fanta dan cendol.Pada praktikum ini dilakukan pengujian terhadap pewarna dengan menggunakan benang wol dan benang jagung dimana dapat digunakan sebagai penyerap warna dan dicampur air 50 ml kecuali fanta kemudian dipanaskan selama 30 menit.Hal ini karena kedua bahan ini sangat mudah dalam menyerap zat warna.sedangkan pada percobaan zat aditif pada makanan dan minuman hanya melakukan pengamatan pada pengemas makanan Dan minuman yang terdapat keterangan tentang komposisi kandungan bahan bakunya.
• Pembahasan
Pada dasarnya benang wol tersusun atas ikatan peptida yang didalamnya terdapat ikatan sistina, asam glutarnat, lisin, asam aspartik dan arginin. Pewarna dapat melewati lapisan kutikula melalui perombakan sestina menjadi sistein dengan suatu asam. Sistein terbentuk melalui pecahnya ikatan S-S dari sistina karena adanya asam asetat. Setelah ikatan tersebut terbuka, maka zat warna dapat masuk kedalam benang wol.
Dalam praktikum percobaan zaat aditif dan adiktif pada makanan dan minuman yang sudah kami lakukan ada dua percobaan yaitu percobaan pertama adalah pewarnaan makanan dengan uji coba fanta, cintau hitam, cendol dan saos dan percobaan kedua adalah dalam makanan dan minuman kemasan.
benang jagung dan benang wool tersebut bertujuan sebagai alat indikator pewarna,dari hasil pemasakan tersebut pada masing-masing benang berubah warna sesuai benang tersebut di letakan,hasil benang tersebut sebelum dan setelah dicuci satu persatu sesuai bahan agar tidak tertukar didapatkan bahwa pada benang wool semua warna terlihat tertinggal sebelum dicuci kemudian warna menghilang semua setelah dicuci hal ini dikarnakan benang wool adalah benang yang bahan dasarnya adalah serat sintensis dan berbulu atau longgar sedangkan pada benang jagung cincau hitam dan cendol warna menghilang setelah dicuci hal itu berarti cincau hitam dan cendol tidak menggunakan bahan pewarna sedangkan pada fanta dan saos setelah dicuci tidak hilang hal tersebut dikarenakan fanta dan saos mengandung bahan pewarna dan benang jagung itu sendiri terbuat dari kapas atau kapuk sehingga daya serap yang didimiliki lebih baik dari pada benang wol.
Dan pada percobaan kedua yaitu zat aditif pada makanan dan minuman kemasan, Bila dilihat dari sumbernya, zat aditif berasal dari sumber alamiah seperti lesitin, asam nitrat, dan lain-lain, dan dapat disintesis dari bahan kimia yang mempunyai sifat serupa dengan bahan alamiah yang sejenis, baik susunan kimia,maupun sifat metabolismenya seperti karoten, asam askorbat, dan lain-lain.Zat aditif yang ada di pasaran terdiri dari berbagai macam, seperti pengawet, pemanis, pewarna, pengental, dan masih banyak lagi.penambahan zat aditif bertujuan untuk memperbaiki citarasa,warna,tekstur,penampilan serta memperpanjang daya simpan suatu makanan. Banyak masyarakat yang lebih memilih menggunakan zat aditif sintetis karena alasan kepraktisan dan hasil yang dicapai dapat maksimal. Namun, penggunaan zat aditif sintetis dalam bahan makanan dan minuman dibatasi oleh peraturan pemerintah dalam UU No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan. Pembatasan ini bertujuan untuk membatasi penggunaan zat aditif yang berlebihan dalam makanan yang dikonsumsi setiap hari. Sedangkan untuk zat aditif alami merupakan semua jenis zat tambahan makanan yang berasal dari alam tanpa menggunakan pengolahan dan bahan tambahan kimiawi,penggunaan zat aditif yang berlebihan juga tidak baik bagi tubuh karena dapat mengakibatkan berbagai kerusakan ataupun kerugian yang besar bagi tubuh.yang namanya vitamin itu sebenarnya baik bagi tubuh akan tetapi dalam penggunaannya harus seimbang dan batasan tertentu untuk emjaga kesehatan tubuh manusia,alangkah baiknya segala sesuatu yang akan kita konsumsi sehari-hari mengandung bahan-bahan yang alami.
7. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan
Dalam percobaan yang sudah dialakukan dapat kami simpulakan bahwa zat aditif pada makanan merupakan zat yang biasanya ditambahkan kedalam makanan atau minuman selama pengolahan yang bertujuan agar makanan dan minuman terlihat mencolok,mempunyai rasa yang enak dan dapat disimpan dalam waktu yang lama.akan tetapi dalam mengonsumsi zat aditif yang berlebihan seperti penguat rasa,pemanis, pengawet, pewarna, pengental, antioksidan, pengatur keasaman, zat gizi dan anti gumbal dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh bahkan menyebabkan kematian.
Pada percobaan kedua yang mengandung pewarna adalah fanta dan saos sedangkan bahan makanan atau minuman yang tidak mengandung pewarna adalah cincau hitam dan cendol.
Saran
Sebaiknya dari sekarang kita belajar gaya hidup sehat karena dengan hidup sehat dapat meminimalisir dampak yang dapat ditimbulkan apabila mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan yang berbahaya bagi tubuh.
8. Daftar pustaka
• Azizahwati, Maryati Kurniadi, dan Heidi Hidayati. 2007. Analisis Zat Warna Sintetik Terlarang untuk Makanan yang Beredar Di Pasaran. Depok: Universitas Indonesia.
• Cahyadi,W. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta : Bumi Aksara.
• Deviyanti. (2010). Catatan Kimia. Teknik Analisa Pewarna Makanan .
• Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan. 2005. Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Tentang Tanda Khusus Pewarna Makanan. http://www.pom.go.id. Diakses pada tanggal 21 November 2014.
• Nugraheni, Mutiara. 2012. Pewarna Alami Makanan Dan Potensi Fungsionalnya. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
• Permatasari A, Susantiningsih T, dan Kurniawaty E. 2014. Identifikasi Zat Pewarna Rhodamin B Dalam Jajanan Yang Dipasarkan Di PasarTradisional Kota Bandar Lampung. Lampung: Universitas Lampung.
• Pertiwi, Dian dkk. 2014. Analiis Kandungan Zat Pewarna Sintetik Rhodamin B Dan Methanyl Yellow Pada Jajanan Anak Di Sdn Kompleks Mangkura Kota Makassar. Makassar : UNHAS.
• Mobinta Kusuma,M.Pd, Yuni Arfiani,M.Pd.2018.Buku DIKTAT PRAKTIKUM ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA).Tegal:UPS Tegal
Komentar
Posting Komentar