Laporan praktikum bioteknologi pertanian sederhana "Hidroponik"
PERCOBAAN 1
BOTEKNOLOGI PERTANIAN SEDERHANA
B. HIDROPONIK SEDERHANA
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Menerapkan bioteknologi pertanian sederhana
Menerapkan system tanam hidroponik sederhana.
II. DASAR TEORI
Pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Sektor pertanian sebagai sumber penghasilan bagi beberapa masyarakat, karena sebagian besar kawasan Indonesia merupakan lahan pertanian. Para petani biasanya menggunakan tanah untuk media Dalam mengembangkan hasil pertaniannya. Hal tersebut sudah menjadi hal biasa dikalangan dunia pertanian. Melihat banyaknya lahan yang tidak dipakai oleh masyarakat untuk lahan pertanian, maka saat ini ada cara lain untuk memanfaatkan lahan sempit sebagai usaha untuk mengembangkan hasil pertanian, yaitu dengan cara bercocok tanam secara hidroponik. Hidroponik adalah lahan budidaya pertanian tanpa menggunakan media tanah, sehingga hidroponik merupakan aktivitas pertanian yang dijalankan dengan menggunakan air sebagai medium untuk menggantikan tanah. Sehingga sistem bercocok tanam secara hidroponik dapat memanfaatkan lahan yang sempit.Pertanian dengan menggunakan sistem hidroponik memang tidak memerlukan lahan yang luas dalam pelaksanaannya, tetapi dalam bisnis pertanian hidroponik hanya layak dipertimbangkan mengingat dapat dilakukan di pekarangan rumah,atap rumah maupun lahan lainnya.Dalam dunia moderen ini pertanian juga semakin maju, untuk menjawab masalah yang semakin sempitnya lahan pertanian dikarenakan alih fungsi lahan pertanian yang katanya lebih menguntungkan daripada digunakan untuk pertanian, seperti pembukaan swalayan, tempat- tempat hiburan, dan lain sebagainya. Padahal kita ketahui mayoritas masyarakat negara kita hidup dari bertani, sehingga lahan yang digunakan untuk menghidupi mereka dan keluarganya di alih fungsikan, maka tidak ada yang dapat mereka andalkan untuk memenuhi kebutuhannya. Bercermin dari masalah itu maka solusi muncul untuk membantu keadaan pertanian kita yang semakin terpinggirkan, khususnya para petani yang telah kehilangan sawah- sawah mereka. Solusi tersebut salah satunya berupa sistem tanam yang tidak menggunakan media yang selama ini dianggap sebagai media satu- satunya untuk bertanam. Media tersebut berupa media non tanah, bisa berupa air, udara, maupun jenis lain yang selain tanah, seperti arang sekang, pasir dan lain sebagainya.
Media tanam hidroponik berfungsi sebagai- penegak tanaman agar tidak roboh dan juga sebagai penghantar cairan unsur hara. Jadi, ada beberapa jenis media tanam yang boleh dipakai, seperti rock wol, pasir, tembikar, arang, dan sabut kelapa
Tanaman hidroponik dapat di tanam dalam pot atau wadah lainnya dengan menggunakan air dan atau bahan-bahan porus lainnya, seperti kerikil, pecahan genting, pasir, pecahan batu ambang, dan lain sebagainya sebagai media tanamnya. Untuk memperoleh zat makanan atau unsur-unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, ke dalam air yang digunakan dilarutkan campuran pupuk organik. Campuran pupuk ini dapat diperoleh dari hasil ramuan sendiri garam-garam mineral dengan formulasi yang telah ditentukan atau menggunakan pupuk buatan yang sudah siap pakai. Bercocok tanam secara hidroponik dapat memberikan keuntungan, antara lain :
tanaman terjamin kebebasannya dari hama dan penyakit.
produksi tanaman lebih tinggi.
tanaman tumbuh lebih cepat dan pemakaian pupuk lebih efisien.
tanaman memberikan hasil yang kontinu.
lebih mudah dikerjakan tanpa membutuhkan tenaga kasar.
tanaman dapat tumbuh pada tempat yang semestinya tidak cocok.
tidak ada resiko sebagai ketergantungan terhadap kondisi alam setempat dan
dapat dilakukan pada tempat-tempat yang luasnya terbatas.
Macam – macam teknik hidroponik :
Ada enam teknik penanaman yang dapat Anda gunakan dalam berkebun hidroponik. Keenam teknik ini memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Untuk memilih teknik yang sesuai dengan minat Anda, berikut ini penjelasan mengenai keenam teknik berkebun hidroponik.
1. Wick System
Wick system merupakan teknik yang paling sederhana dan populer digunakan oleh para pemula. Sistem ini termasuk pasif dan nutrisi mengalir ke dalam media pertumbuhan dari dalam wadah menggunakan sejenis sumbu. Wick sistem hidroponik bekerja dengan baik untuk tanaman dan tumbuhan kecil. Sistem hidroponik ini tidak bekerja dengan baik untuk tanaman yang membutuhkan banyak air.
2. Ebb & Flow System
Sebuah media tumbuh ditempatkan di dalam sebuah wadah yang kemudian diisi oleh larutan nutrisi. Kemudian nutrisi dikembalikan ke dalam penampungan, dan begitu seterusnya. Sistem ini memerlukan pompa yang dikoneksikan ke timer. Pastikan Anda menggunakan wadah yang cukup besar dan atur jarak antar tanaman agar pertumbuhan tanaman tidak saling mengganggu.
3. NFT (Nutrient Film Technique) System
Sistem ini merupakan cara yang paling populer dalam istilah hidroponik. Konsepnya sederhana dengan menempatkan tanaman dalam sebuah wadah atau tabung dimana akarnya dibiarkan menggantung dalam larutan nutrisi. Sistem ini dapat terus menerus mengalirkan nutrisi yang terlarut dalam air sehingga tidak memerlukan timer untuk pompanya. NFT cocok diterapkan pada jenis tanaman berdaun seperti selada.
4. Aeroponic System
Kecanggihan sistem ini memungkinkan Anda memperoleh hasil yang baik dan tercepat dibandingkan sistem hidroponik lainnya. Hal ini disebabkan oleh larutan nutrisi yang diberikan berbentuk kabut langsung masuk ke akar, sehingga tanaman lebih mudah menyerap nutrisi yang banyak mengandung oksigen.
5. Drip System
Selain wick system, sistem tetes (drip system) merupakan cara yang populer yang digunakan dalam berkebun hidroponik. Sistem ini menggunakan timer mengontrol pompa, sehingga pada saat pompa dihidupkan, pompa akan meneteskan nutrisi ke masing-masing tanaman.
6. Water Culture System
Dalam sistem hidroponik ini, akar tanaman yang tersuspensi dalam air yang kaya nutrisi dan udara diberikan langsung ke akar. Tanaman dapat ditempatkan di rakit dan mengapung di air nutrisi juga. Dengan sistem hidroponik ini, akar tanaman terendam dalam air dan udara diberikan kepada akar tanaman melalui pompa akuarium dan diffuser udara. Semakin gelembung yang lebih baik, tanaman akar akan tumbuh dengan cepat untuk mengambil air nutrisi.
Pada praktikum ini akan dilakukan kegiatan penanaman hidroponik dengan system wick. Disebut wick karena cara penanamannya dengan cara media tumbuhnya di dalam wadah berisi nutrisi yang diberi suatu sumbu.Hidroponik dengan cara ini dapat diterapkan oleh siap saja karena sangat mudah. Tanaman dapat ditempatkan dimana saja, yang penting pada saat hujan tanaman tidak kehujanan. Kalau kehujanan larutan nutrisi akan menjadi lebih encer dari yang seharusnya. Sebagaimana sudah diketahui bahwa untuk pertumbuhannya tanaman memerlukan sinar matahari. Dalam satu hari tanaman minimal membutuhkan 5 jam penyinaran tetapi dengan intensitas yang rendah. Sinar matahari yang terik tidak baik untuk tanaman. Tanaman yang cocok ditanam dengan teknologi ini adalah tanaman sayuran daun seperti selada, pakcoy, caisim, bayam, kangkung dan sebagainya. Menurut standar FAO, kebutuhan sayuran adalah 65 kg/kapita/tahun. Adapun konsumsi rata-rata orang Indonesia adalah baru 34,5 kg/kapita/tahun. Gambar dan penjelasana dibawah ini diharapkan dapat membantu Anda menjadi lebih mudah memahami teknologi hidroponik rakit apung.
Tanaman caisim pada umum 20 hari, ditanam dengan sistem hidroponik rakit apung. Tempat penanaman menggunakan bak kayu yang berukuran (p x l x t ) 50 cm x 50 cm x 15 cm. Agar tidak bocor bak kayu dilapisi dengan plastik. Tanaman selada merah siap dipanen setelah berumur 30 hari dari saat tanam, ditanam dengan sistem hidroponik rakit apung. Tempat penanaman menggunakan bak kayu yang berukuran (p x l x t ) 50 cm x 50 cm x 15 cm. Agar tidak bocor bak kayu dilapisi dengan plastik. Untuk menghindari dari gangguan
keong atau bekicot, bak tanam ditempatkan diatas rak. Ketinggian reak disesuaikan dengan kebutuhan. untuk kenyamanan kerja tinggi rak sekitar 80 cm. Pada sistim hidroponik rakit apung, media yang digunakan adalah air yang mengandung unsur hara. Dalam dunia hidroponik biasa disebut larutan nutrisi. Larutan nutrisi ini mengandung semua unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman yang terdiri dari unsur hara makro dan unsur hara mikro. Larutan nutrisi ini dapat dibuat sendiri, tetapi untuk mendapatkan bahan-bahannnya terkadang tidak selalu tersedia, oleh sebab itu para peminat hidroponik untuk skala hobi sebih suka menggunakan pupuk hidroponik yang sudah jadi.
pada percobaan ini dilakukan juga pengamatan pada kangkung yang menggunakan system NFT dalam penanamannya.
Kangkung
Klasifikasi Kangkung
KINGDOM : Plantae (Tumbuhan)
SUB KINGDOM : Tracheobionta (Tumbuhan Berpembuluh)
SUPER DIVISI : Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)
DIVISI : Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)
KELAS : Magnoliopsida (Tumbuhan Dikotil)
SUB KELAS : Asteridae
ORDO : Solanales
FAMILI : Convolvulaceae
GENUS : Ipomoea L.
SPESIES : Ipomoea aquatic Forssk.
Morfologi Tanaman Kangkung
Adapun morfologi kangkung sebagai berikut :
Akar
Kangkung merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air.
Batang
Batang kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan yang banyak dan setelah tumbuh lama batangnya akan merayap (menjalar).
Daun
Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda. Selama fase pertumbuhanya tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis kangkung darat.
Bunga
Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah lembayung .
Buah
Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil sekitar 10 mm, dan umur buah kangkung tidak lama.
Biji
Biji kangkung bersegi-segi atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping dua. Pada jenis kangkung darat biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan tanaman secara generative.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat :
Bak
Sterofoam atau triplek plastik
air stone
aerator
gelas air mineral
wadah semai
kapas/rockwool
aluminium foil
Bahan :
Bibit tanaman
pupuk/nutrisi hidroponik.
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
Pertama-tama, semaikan bibit tanaman, sesuai dengan aturan penyemaian. Jika tanamn semai sudah siap dipindahkan kemudian siapkan tripek plastik,kemudian memotong triplek plastik sesuai dengan kebutuhan ukuran permukaan pada bak plastik dan melapisinya menggunakan alumunium foil.
Membuat lubang di permukaan triplek platik,dengan jarak antar lubang agak rapat. Lubang ini nantinya untuk menempatkan gelas air mineral tadi.melubangi bagian bawah pada gelas air mineral.
Mengatur net pot ke dalam lubang triplek plastik.memutar dan menata bagian dasar pada net pot, hingga menyentuh bagian permukaan pada larutan nutrisi. Bisa juga ketinggian net pot dibuat rata-rata 5 cm dari dasar wadah bak plastik tadi.
Yang terakhir,memotong rockwool menyerupai kubus berukuran 2,5 cm. Kemudian melubangi rockwoll dengan tusuk gigi supaya terbentuk celah lingkaran. Di sinilah satu persatu rockwool bibit ciasim diletakkan di area celah rockwool.Setelahnya, menempatkan bibit ciasim tersebut pada dasar net pot.
Perawatan tanaman bisa dengan cara berikut ini :
Senantiasa jaga kondisi cairan nutrisi agar senantiasa ada
Menempatkan bak plastik pada area yang terkena cukup sinar matahari
Pastikan akar Tanaman tetap menempel pada larutan nutrisi.
Takaran air nutrisi:
Periode 1. Periode Semai sampai Remaja yaitu mulai tebar benih sampai minggu ke 2 ( 14 hari-an ) , nutrisi 400ppm-an. Jika ada sisa air nutrisi, itu harus anda buang.
Periode 2. Periode Remaja sampai Siap Panen, mulai minggu ke 2, sampai minggu ke 4 ( 14 hari-an ) , nutrisi 800ppm-an. Jika ada sisa air nutrisi, itu harus anda buang.
Periode 3. Periode Siap Panen sampai Panen, mulai minggu ke 4 sampai panen, nutrisi 1400ppm-an. Saat ini, tanaman mulai rakus, dalam 3 hari di bak, dengan isi 2 liter bisa habis.
Membuat perbandingan antara hidroponik system apung dengan aerator dan tanpa aerator.dan mencatat hasil pengamatanmu.
V.DATA/HASIL PERCOBAAN
perbandingan pertumbuhan tanaman cesim dan kangkung pada system apung aerator dan tanpa aerator
Tabel 1.1
Jenis tumbuhan
Aerator/tanpa Aerator
Minggu ke-1
Minggu ke-3
Minggu k-4
Tumbuhan caisim
Aerator
Kecambah Dua daun sejati,penambahan tinggi batang,
Helai daun menjadi lebih banyak dan lebih besar
Jumlah daun semakin banyak dan batangnya semain tinggi
Tumbuhan caisim
Tanpa Aerator
Kecambah, Dua daun sejati penambahan tinggi batangnya sangat lambat
Helai daun menjadi lebih agak banyak dan sedikit besar
Jumlah daun sedikit lebih banyak dan batangnya sedikit tinggi
Table 1.2
Jenis tumbuhan
Aerator/tanpa Aerator
Minggu ke-1
Minggu ke-2
Minggu k-3
Tumbuhan kangkung
Aerator
Kecambah, Daun sejati dan penambahan tinggi batang
Jumlah helai daun menjadi 5,tingginya bertambah
Jumlah daun semakin banyak dan tingginya semakin bertambah
Siap dipanen
Tumbuhan kangkung
Tanpa Aerator
Kecambah Daun sejati dan penambahan tinggi batang,
Jumlah helai daun menjadi 3,tingginya agak bertambah
Jumlah daun sedikit banyak, tingginya bertambah sedikit dan
Siap dipanen
table pengamatan cesim pada system wick
Tabel 1.3
Jenis tanaman
Pertumbuahan tanaman
Minggu ke-1
Minggu ke-2
Minggu ke-3
Caisim
Kecambah dan munculnya dua daun dan daun diikuti pertumbuhan daun sejati pada tanaman caisim
Taman caisim mulai remaja ditandai dengan semakin tingginya tanaman dan semakin banyaknya daun pada tanaman caisim
Bisa dikataan periode siap panen sampai panen,karena pada periode ini tanam caisim tumbuh maximal.
VI.ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Analisis
Pada percobaan ini dilakukan di area taman hidroponik bunda cici dengan memanfaatkan biji tanaman yang diletakkan di atas rockwool yang sudah diberi lubang dengan bentuk rockwool seperti persegi dengan panjang 2,5 cm untuk penyemaian sedangkan setelah umur tanaman 7 hari atau telah tumbuh daun sejati tanaman dipindahkan pada netpot yang dibawahnya diberi kain flanel berukuran 25 cm dan diapungkan diatas larutan nutrisi dengan perbandingan 1:1,atau 10 liter air+10 tutup botol nutri A dan 10 botol nutrisi B.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini kita memanfaatkan media yang digunakan adalah air dengan bantuan alat yang telah dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat mempermudah tanaman hidup. Metode hidroponik yang digunakan ialah metode NFT atau Nutrient film technique, dimana tanaman dibiarkan menggantung diataas permukaan air dan hanya akarnya yang menyentuh air yang telah diberi kandungan kandungan pupuk dan air tersebut bersirkulasi selam 24 jam.
Kita melakukan percobaan ini hanya sampai penyemaian dan penyematan(sinar matahari) sedangkan proses yang lain didapatkan saat tanya jawab pada suami bunda cici ataupun bunda cici sendiri.
Minggu I
Tanaman yang telah didiamkan dibawah sinar matahari dengan sirkulasi air yang terus menerus menghasilkan kecambah dan daun sejati.
Minggu II
Pada pengamatan minggu ke II dapat kita lihat bahwa pertumbuhan cesim dan kangkung dengan penerapan hidroponik system apung aerator dengan mulai menunjukkan pertumbuhan yang dapat dilihat dari jumlah yang tumbuh yaitu jumlah helai daun,daun semakin panjang dan bertambah tinggi.sedangkan pada system apung tanpa ada oksigen tanaman lebih lambat dalam segala perkembangannya dibandingkan yang ada oksigennya dengan pertumbuhan yang sedikit dan helai daun.
Pada system wick tanaman juga menunjukkan pertumbuhannya yang baik ditandai dengan semakin tingginya tanaman dan banyaknya helai daun pada tanamn caisim tersebut
Minggu III
Pada pengamatan minggu ke III sudah dapat di lihat perbedaan pertumbuhan dari minggu ke II yang dapat kita lihat dari masing-masing ukuran yaitu jumlah helai daun menjadi 5, jumlah panjang daun bertambah dan tinggi batang semakin tinggi dari sebelumnya pada system hidroponik system apung aerator dan system wick sedangkan tanpa aerator pertambahan maupun jumlah helai dan panjang daun hanya sedikit sangat adanya perubahan pada struktu tubuh tanaman tersebut.
Minggu IV
Pada pengamatan minggu ke IV system aerator diperoleh hasil bahwa peningkatan pertumbuhan tanaman tidak terlalu meningkat, dikarenakan jumlah daun hanya bertambah 1 helai sehingga menjadi 6 helai, panjang daun juga tetap dan tinggi batang sedikit meningkat sehingga tanaman bisa dapat dikatakan siap panen begitu pula tanaman caisim yang menggunakan system wick karena pada periode ini tanaman tumbuh secara maximal sehingga dapat dikatakan sebagai periode siap panen sampai panen.sedangkan tanpa aerator diperoleh hasil yang tidak memuaskan karena pertumbuhan tanaman tidak maksimal yang disebabkan tanpa adanya oksigen dalam larutan tersebut..
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hidroponik adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang mengandung unsure hara. Teknik hidroponik ini juga terjamin kebebasannya dari hama dan penyakit, tanaman tumbuh lebih cepat dan pemakaian pupuk lebih hemat, bila ada tanaman yang mati bisa diganti dengan tanaman baru dengan mudah tanaman akan memberikan hasil yang continue, dan lain sebagainya.
Tanaman system apung aerator menghasilkan tanaman yang lebih banyak,lebih tinggi dan lebih besar dibandingkan dengan hasil tanaman yang system apung tanpa aerator.
Beberapa factor penting yang harus diperhatikan yaitu larutan nutrisi, media, dan oksigen.Prospek usaha dengan menggunakan teknik budidaya hidroponik ini sangat bagus sekali untuk dilakukan kaena banyak manfaat yang akan kita peroleh.
Pada penanaman tanaman menggunkan system wick juga didapatkan hasil yang maximal karena perawatan dan pemberian nutrisi yang cukup baik.
Saran
Diharapkan untuk dapat mengembangkan teknik bertanam hidroponik secara maksimal.Hal tersebut diharapkan mampu meningkatkan hasil produksi pangan terutama jenis-jenis tanaman holtikultur yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi walaupun dengan keadaan lahan yang minim.
VII.DAFTAR PUSTAKA
Arisworo D dan yusa,2006.Ilmu pengetahuan Alam untuk kelas xI.Jakarta:gafindo
Harjoko D.2009.studi macam media dan debit aliran terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman secara hidroponik NFT.Agrosains 11(2):58-62
Suprijadi dkk,2009.sistem kontrol nutrisi hidrolik dengan menggunakan logika fuzzy.oto.ktrl.inst 1 (1):31-35
Ida Roidah.dkk,2014.PEMANFAATAN LAHAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM HIDROPONIK.Bonorowo.Vol. 1.No.2 Tahun 2014
XI.LAMPIRAN
proses penyemaian hasil penyemaian
perawatan setelah selesai
menyemai
BOTEKNOLOGI PERTANIAN SEDERHANA
B. HIDROPONIK SEDERHANA
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Menerapkan bioteknologi pertanian sederhana
Menerapkan system tanam hidroponik sederhana.
II. DASAR TEORI
Pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Sektor pertanian sebagai sumber penghasilan bagi beberapa masyarakat, karena sebagian besar kawasan Indonesia merupakan lahan pertanian. Para petani biasanya menggunakan tanah untuk media Dalam mengembangkan hasil pertaniannya. Hal tersebut sudah menjadi hal biasa dikalangan dunia pertanian. Melihat banyaknya lahan yang tidak dipakai oleh masyarakat untuk lahan pertanian, maka saat ini ada cara lain untuk memanfaatkan lahan sempit sebagai usaha untuk mengembangkan hasil pertanian, yaitu dengan cara bercocok tanam secara hidroponik. Hidroponik adalah lahan budidaya pertanian tanpa menggunakan media tanah, sehingga hidroponik merupakan aktivitas pertanian yang dijalankan dengan menggunakan air sebagai medium untuk menggantikan tanah. Sehingga sistem bercocok tanam secara hidroponik dapat memanfaatkan lahan yang sempit.Pertanian dengan menggunakan sistem hidroponik memang tidak memerlukan lahan yang luas dalam pelaksanaannya, tetapi dalam bisnis pertanian hidroponik hanya layak dipertimbangkan mengingat dapat dilakukan di pekarangan rumah,atap rumah maupun lahan lainnya.Dalam dunia moderen ini pertanian juga semakin maju, untuk menjawab masalah yang semakin sempitnya lahan pertanian dikarenakan alih fungsi lahan pertanian yang katanya lebih menguntungkan daripada digunakan untuk pertanian, seperti pembukaan swalayan, tempat- tempat hiburan, dan lain sebagainya. Padahal kita ketahui mayoritas masyarakat negara kita hidup dari bertani, sehingga lahan yang digunakan untuk menghidupi mereka dan keluarganya di alih fungsikan, maka tidak ada yang dapat mereka andalkan untuk memenuhi kebutuhannya. Bercermin dari masalah itu maka solusi muncul untuk membantu keadaan pertanian kita yang semakin terpinggirkan, khususnya para petani yang telah kehilangan sawah- sawah mereka. Solusi tersebut salah satunya berupa sistem tanam yang tidak menggunakan media yang selama ini dianggap sebagai media satu- satunya untuk bertanam. Media tersebut berupa media non tanah, bisa berupa air, udara, maupun jenis lain yang selain tanah, seperti arang sekang, pasir dan lain sebagainya.
Media tanam hidroponik berfungsi sebagai- penegak tanaman agar tidak roboh dan juga sebagai penghantar cairan unsur hara. Jadi, ada beberapa jenis media tanam yang boleh dipakai, seperti rock wol, pasir, tembikar, arang, dan sabut kelapa
Tanaman hidroponik dapat di tanam dalam pot atau wadah lainnya dengan menggunakan air dan atau bahan-bahan porus lainnya, seperti kerikil, pecahan genting, pasir, pecahan batu ambang, dan lain sebagainya sebagai media tanamnya. Untuk memperoleh zat makanan atau unsur-unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, ke dalam air yang digunakan dilarutkan campuran pupuk organik. Campuran pupuk ini dapat diperoleh dari hasil ramuan sendiri garam-garam mineral dengan formulasi yang telah ditentukan atau menggunakan pupuk buatan yang sudah siap pakai. Bercocok tanam secara hidroponik dapat memberikan keuntungan, antara lain :
tanaman terjamin kebebasannya dari hama dan penyakit.
produksi tanaman lebih tinggi.
tanaman tumbuh lebih cepat dan pemakaian pupuk lebih efisien.
tanaman memberikan hasil yang kontinu.
lebih mudah dikerjakan tanpa membutuhkan tenaga kasar.
tanaman dapat tumbuh pada tempat yang semestinya tidak cocok.
tidak ada resiko sebagai ketergantungan terhadap kondisi alam setempat dan
dapat dilakukan pada tempat-tempat yang luasnya terbatas.
Macam – macam teknik hidroponik :
Ada enam teknik penanaman yang dapat Anda gunakan dalam berkebun hidroponik. Keenam teknik ini memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Untuk memilih teknik yang sesuai dengan minat Anda, berikut ini penjelasan mengenai keenam teknik berkebun hidroponik.
1. Wick System
Wick system merupakan teknik yang paling sederhana dan populer digunakan oleh para pemula. Sistem ini termasuk pasif dan nutrisi mengalir ke dalam media pertumbuhan dari dalam wadah menggunakan sejenis sumbu. Wick sistem hidroponik bekerja dengan baik untuk tanaman dan tumbuhan kecil. Sistem hidroponik ini tidak bekerja dengan baik untuk tanaman yang membutuhkan banyak air.
2. Ebb & Flow System
Sebuah media tumbuh ditempatkan di dalam sebuah wadah yang kemudian diisi oleh larutan nutrisi. Kemudian nutrisi dikembalikan ke dalam penampungan, dan begitu seterusnya. Sistem ini memerlukan pompa yang dikoneksikan ke timer. Pastikan Anda menggunakan wadah yang cukup besar dan atur jarak antar tanaman agar pertumbuhan tanaman tidak saling mengganggu.
3. NFT (Nutrient Film Technique) System
Sistem ini merupakan cara yang paling populer dalam istilah hidroponik. Konsepnya sederhana dengan menempatkan tanaman dalam sebuah wadah atau tabung dimana akarnya dibiarkan menggantung dalam larutan nutrisi. Sistem ini dapat terus menerus mengalirkan nutrisi yang terlarut dalam air sehingga tidak memerlukan timer untuk pompanya. NFT cocok diterapkan pada jenis tanaman berdaun seperti selada.
4. Aeroponic System
Kecanggihan sistem ini memungkinkan Anda memperoleh hasil yang baik dan tercepat dibandingkan sistem hidroponik lainnya. Hal ini disebabkan oleh larutan nutrisi yang diberikan berbentuk kabut langsung masuk ke akar, sehingga tanaman lebih mudah menyerap nutrisi yang banyak mengandung oksigen.
5. Drip System
Selain wick system, sistem tetes (drip system) merupakan cara yang populer yang digunakan dalam berkebun hidroponik. Sistem ini menggunakan timer mengontrol pompa, sehingga pada saat pompa dihidupkan, pompa akan meneteskan nutrisi ke masing-masing tanaman.
6. Water Culture System
Dalam sistem hidroponik ini, akar tanaman yang tersuspensi dalam air yang kaya nutrisi dan udara diberikan langsung ke akar. Tanaman dapat ditempatkan di rakit dan mengapung di air nutrisi juga. Dengan sistem hidroponik ini, akar tanaman terendam dalam air dan udara diberikan kepada akar tanaman melalui pompa akuarium dan diffuser udara. Semakin gelembung yang lebih baik, tanaman akar akan tumbuh dengan cepat untuk mengambil air nutrisi.
Pada praktikum ini akan dilakukan kegiatan penanaman hidroponik dengan system wick. Disebut wick karena cara penanamannya dengan cara media tumbuhnya di dalam wadah berisi nutrisi yang diberi suatu sumbu.Hidroponik dengan cara ini dapat diterapkan oleh siap saja karena sangat mudah. Tanaman dapat ditempatkan dimana saja, yang penting pada saat hujan tanaman tidak kehujanan. Kalau kehujanan larutan nutrisi akan menjadi lebih encer dari yang seharusnya. Sebagaimana sudah diketahui bahwa untuk pertumbuhannya tanaman memerlukan sinar matahari. Dalam satu hari tanaman minimal membutuhkan 5 jam penyinaran tetapi dengan intensitas yang rendah. Sinar matahari yang terik tidak baik untuk tanaman. Tanaman yang cocok ditanam dengan teknologi ini adalah tanaman sayuran daun seperti selada, pakcoy, caisim, bayam, kangkung dan sebagainya. Menurut standar FAO, kebutuhan sayuran adalah 65 kg/kapita/tahun. Adapun konsumsi rata-rata orang Indonesia adalah baru 34,5 kg/kapita/tahun. Gambar dan penjelasana dibawah ini diharapkan dapat membantu Anda menjadi lebih mudah memahami teknologi hidroponik rakit apung.
Tanaman caisim pada umum 20 hari, ditanam dengan sistem hidroponik rakit apung. Tempat penanaman menggunakan bak kayu yang berukuran (p x l x t ) 50 cm x 50 cm x 15 cm. Agar tidak bocor bak kayu dilapisi dengan plastik. Tanaman selada merah siap dipanen setelah berumur 30 hari dari saat tanam, ditanam dengan sistem hidroponik rakit apung. Tempat penanaman menggunakan bak kayu yang berukuran (p x l x t ) 50 cm x 50 cm x 15 cm. Agar tidak bocor bak kayu dilapisi dengan plastik. Untuk menghindari dari gangguan
keong atau bekicot, bak tanam ditempatkan diatas rak. Ketinggian reak disesuaikan dengan kebutuhan. untuk kenyamanan kerja tinggi rak sekitar 80 cm. Pada sistim hidroponik rakit apung, media yang digunakan adalah air yang mengandung unsur hara. Dalam dunia hidroponik biasa disebut larutan nutrisi. Larutan nutrisi ini mengandung semua unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman yang terdiri dari unsur hara makro dan unsur hara mikro. Larutan nutrisi ini dapat dibuat sendiri, tetapi untuk mendapatkan bahan-bahannnya terkadang tidak selalu tersedia, oleh sebab itu para peminat hidroponik untuk skala hobi sebih suka menggunakan pupuk hidroponik yang sudah jadi.
pada percobaan ini dilakukan juga pengamatan pada kangkung yang menggunakan system NFT dalam penanamannya.
Kangkung
Klasifikasi Kangkung
KINGDOM : Plantae (Tumbuhan)
SUB KINGDOM : Tracheobionta (Tumbuhan Berpembuluh)
SUPER DIVISI : Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)
DIVISI : Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)
KELAS : Magnoliopsida (Tumbuhan Dikotil)
SUB KELAS : Asteridae
ORDO : Solanales
FAMILI : Convolvulaceae
GENUS : Ipomoea L.
SPESIES : Ipomoea aquatic Forssk.
Morfologi Tanaman Kangkung
Adapun morfologi kangkung sebagai berikut :
Akar
Kangkung merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air.
Batang
Batang kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan yang banyak dan setelah tumbuh lama batangnya akan merayap (menjalar).
Daun
Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda. Selama fase pertumbuhanya tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis kangkung darat.
Bunga
Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah lembayung .
Buah
Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil sekitar 10 mm, dan umur buah kangkung tidak lama.
Biji
Biji kangkung bersegi-segi atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping dua. Pada jenis kangkung darat biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan tanaman secara generative.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat :
Bak
Sterofoam atau triplek plastik
air stone
aerator
gelas air mineral
wadah semai
kapas/rockwool
aluminium foil
Bahan :
Bibit tanaman
pupuk/nutrisi hidroponik.
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
Pertama-tama, semaikan bibit tanaman, sesuai dengan aturan penyemaian. Jika tanamn semai sudah siap dipindahkan kemudian siapkan tripek plastik,kemudian memotong triplek plastik sesuai dengan kebutuhan ukuran permukaan pada bak plastik dan melapisinya menggunakan alumunium foil.
Membuat lubang di permukaan triplek platik,dengan jarak antar lubang agak rapat. Lubang ini nantinya untuk menempatkan gelas air mineral tadi.melubangi bagian bawah pada gelas air mineral.
Mengatur net pot ke dalam lubang triplek plastik.memutar dan menata bagian dasar pada net pot, hingga menyentuh bagian permukaan pada larutan nutrisi. Bisa juga ketinggian net pot dibuat rata-rata 5 cm dari dasar wadah bak plastik tadi.
Yang terakhir,memotong rockwool menyerupai kubus berukuran 2,5 cm. Kemudian melubangi rockwoll dengan tusuk gigi supaya terbentuk celah lingkaran. Di sinilah satu persatu rockwool bibit ciasim diletakkan di area celah rockwool.Setelahnya, menempatkan bibit ciasim tersebut pada dasar net pot.
Perawatan tanaman bisa dengan cara berikut ini :
Senantiasa jaga kondisi cairan nutrisi agar senantiasa ada
Menempatkan bak plastik pada area yang terkena cukup sinar matahari
Pastikan akar Tanaman tetap menempel pada larutan nutrisi.
Takaran air nutrisi:
Periode 1. Periode Semai sampai Remaja yaitu mulai tebar benih sampai minggu ke 2 ( 14 hari-an ) , nutrisi 400ppm-an. Jika ada sisa air nutrisi, itu harus anda buang.
Periode 2. Periode Remaja sampai Siap Panen, mulai minggu ke 2, sampai minggu ke 4 ( 14 hari-an ) , nutrisi 800ppm-an. Jika ada sisa air nutrisi, itu harus anda buang.
Periode 3. Periode Siap Panen sampai Panen, mulai minggu ke 4 sampai panen, nutrisi 1400ppm-an. Saat ini, tanaman mulai rakus, dalam 3 hari di bak, dengan isi 2 liter bisa habis.
Membuat perbandingan antara hidroponik system apung dengan aerator dan tanpa aerator.dan mencatat hasil pengamatanmu.
V.DATA/HASIL PERCOBAAN
perbandingan pertumbuhan tanaman cesim dan kangkung pada system apung aerator dan tanpa aerator
Tabel 1.1
Jenis tumbuhan
Aerator/tanpa Aerator
Minggu ke-1
Minggu ke-3
Minggu k-4
Tumbuhan caisim
Aerator
Kecambah Dua daun sejati,penambahan tinggi batang,
Helai daun menjadi lebih banyak dan lebih besar
Jumlah daun semakin banyak dan batangnya semain tinggi
Tumbuhan caisim
Tanpa Aerator
Kecambah, Dua daun sejati penambahan tinggi batangnya sangat lambat
Helai daun menjadi lebih agak banyak dan sedikit besar
Jumlah daun sedikit lebih banyak dan batangnya sedikit tinggi
Table 1.2
Jenis tumbuhan
Aerator/tanpa Aerator
Minggu ke-1
Minggu ke-2
Minggu k-3
Tumbuhan kangkung
Aerator
Kecambah, Daun sejati dan penambahan tinggi batang
Jumlah helai daun menjadi 5,tingginya bertambah
Jumlah daun semakin banyak dan tingginya semakin bertambah
Siap dipanen
Tumbuhan kangkung
Tanpa Aerator
Kecambah Daun sejati dan penambahan tinggi batang,
Jumlah helai daun menjadi 3,tingginya agak bertambah
Jumlah daun sedikit banyak, tingginya bertambah sedikit dan
Siap dipanen
table pengamatan cesim pada system wick
Tabel 1.3
Jenis tanaman
Pertumbuahan tanaman
Minggu ke-1
Minggu ke-2
Minggu ke-3
Caisim
Kecambah dan munculnya dua daun dan daun diikuti pertumbuhan daun sejati pada tanaman caisim
Taman caisim mulai remaja ditandai dengan semakin tingginya tanaman dan semakin banyaknya daun pada tanaman caisim
Bisa dikataan periode siap panen sampai panen,karena pada periode ini tanam caisim tumbuh maximal.
VI.ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Analisis
Pada percobaan ini dilakukan di area taman hidroponik bunda cici dengan memanfaatkan biji tanaman yang diletakkan di atas rockwool yang sudah diberi lubang dengan bentuk rockwool seperti persegi dengan panjang 2,5 cm untuk penyemaian sedangkan setelah umur tanaman 7 hari atau telah tumbuh daun sejati tanaman dipindahkan pada netpot yang dibawahnya diberi kain flanel berukuran 25 cm dan diapungkan diatas larutan nutrisi dengan perbandingan 1:1,atau 10 liter air+10 tutup botol nutri A dan 10 botol nutrisi B.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini kita memanfaatkan media yang digunakan adalah air dengan bantuan alat yang telah dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat mempermudah tanaman hidup. Metode hidroponik yang digunakan ialah metode NFT atau Nutrient film technique, dimana tanaman dibiarkan menggantung diataas permukaan air dan hanya akarnya yang menyentuh air yang telah diberi kandungan kandungan pupuk dan air tersebut bersirkulasi selam 24 jam.
Kita melakukan percobaan ini hanya sampai penyemaian dan penyematan(sinar matahari) sedangkan proses yang lain didapatkan saat tanya jawab pada suami bunda cici ataupun bunda cici sendiri.
Minggu I
Tanaman yang telah didiamkan dibawah sinar matahari dengan sirkulasi air yang terus menerus menghasilkan kecambah dan daun sejati.
Minggu II
Pada pengamatan minggu ke II dapat kita lihat bahwa pertumbuhan cesim dan kangkung dengan penerapan hidroponik system apung aerator dengan mulai menunjukkan pertumbuhan yang dapat dilihat dari jumlah yang tumbuh yaitu jumlah helai daun,daun semakin panjang dan bertambah tinggi.sedangkan pada system apung tanpa ada oksigen tanaman lebih lambat dalam segala perkembangannya dibandingkan yang ada oksigennya dengan pertumbuhan yang sedikit dan helai daun.
Pada system wick tanaman juga menunjukkan pertumbuhannya yang baik ditandai dengan semakin tingginya tanaman dan banyaknya helai daun pada tanamn caisim tersebut
Minggu III
Pada pengamatan minggu ke III sudah dapat di lihat perbedaan pertumbuhan dari minggu ke II yang dapat kita lihat dari masing-masing ukuran yaitu jumlah helai daun menjadi 5, jumlah panjang daun bertambah dan tinggi batang semakin tinggi dari sebelumnya pada system hidroponik system apung aerator dan system wick sedangkan tanpa aerator pertambahan maupun jumlah helai dan panjang daun hanya sedikit sangat adanya perubahan pada struktu tubuh tanaman tersebut.
Minggu IV
Pada pengamatan minggu ke IV system aerator diperoleh hasil bahwa peningkatan pertumbuhan tanaman tidak terlalu meningkat, dikarenakan jumlah daun hanya bertambah 1 helai sehingga menjadi 6 helai, panjang daun juga tetap dan tinggi batang sedikit meningkat sehingga tanaman bisa dapat dikatakan siap panen begitu pula tanaman caisim yang menggunakan system wick karena pada periode ini tanaman tumbuh secara maximal sehingga dapat dikatakan sebagai periode siap panen sampai panen.sedangkan tanpa aerator diperoleh hasil yang tidak memuaskan karena pertumbuhan tanaman tidak maksimal yang disebabkan tanpa adanya oksigen dalam larutan tersebut..
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hidroponik adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang mengandung unsure hara. Teknik hidroponik ini juga terjamin kebebasannya dari hama dan penyakit, tanaman tumbuh lebih cepat dan pemakaian pupuk lebih hemat, bila ada tanaman yang mati bisa diganti dengan tanaman baru dengan mudah tanaman akan memberikan hasil yang continue, dan lain sebagainya.
Tanaman system apung aerator menghasilkan tanaman yang lebih banyak,lebih tinggi dan lebih besar dibandingkan dengan hasil tanaman yang system apung tanpa aerator.
Beberapa factor penting yang harus diperhatikan yaitu larutan nutrisi, media, dan oksigen.Prospek usaha dengan menggunakan teknik budidaya hidroponik ini sangat bagus sekali untuk dilakukan kaena banyak manfaat yang akan kita peroleh.
Pada penanaman tanaman menggunkan system wick juga didapatkan hasil yang maximal karena perawatan dan pemberian nutrisi yang cukup baik.
Saran
Diharapkan untuk dapat mengembangkan teknik bertanam hidroponik secara maksimal.Hal tersebut diharapkan mampu meningkatkan hasil produksi pangan terutama jenis-jenis tanaman holtikultur yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi walaupun dengan keadaan lahan yang minim.
VII.DAFTAR PUSTAKA
Arisworo D dan yusa,2006.Ilmu pengetahuan Alam untuk kelas xI.Jakarta:gafindo
Harjoko D.2009.studi macam media dan debit aliran terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman secara hidroponik NFT.Agrosains 11(2):58-62
Suprijadi dkk,2009.sistem kontrol nutrisi hidrolik dengan menggunakan logika fuzzy.oto.ktrl.inst 1 (1):31-35
Ida Roidah.dkk,2014.PEMANFAATAN LAHAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM HIDROPONIK.Bonorowo.Vol. 1.No.2 Tahun 2014
XI.LAMPIRAN
proses penyemaian hasil penyemaian
perawatan setelah selesai
menyemai
Komentar
Posting Komentar