Laporan praktikum tanah dan keberlangsungan hidup

PERCOBAAN 6
TANAH DAN KEBERLANGSUNGAN HIDUP

I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Menentukan tekstur tanah
2. Mengetahui Sifat Tanah
3. Membuktikan Peran Tumbuhan dalam Mencegah Erosi
4. Pengukuran pH Tanah

II. LANDASAN TEORI
Tanah merupakan tempat hidup bagi berbagai makhluk hidup, termasuk tempat hidup bagi tumbuhan. Tumbuhan misalnya pohon jeruk tidak mampu berpindah-pindah untuk mencari kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, tanah harus dapat menyediakan segala keperluan hidup bagi pohon jeruk tersebut sehingga dapat terus tumbuh dan menghasilkan buah sehingga dapat kita nikmati.
Tumbuhan memerlukan unsure hara atau nutrisi pada tanah yang berupa mineral-mineral dan air yang terkandung dalam tanah. Beberapa tumbuhan, misalnya tanaman polong-polongan dan kacang-kacangan membutuhkan bakteri yang ada di tanah untuk membantu akar melakukan penyerapan dan pengolahan zat hara.
Beberapa peran tanah, diantaranya:
1. Tempat Hidup Hewan dan Bakteri
2. Penunjang Kesehatan dan Penyedia Keperluan Manusia
3. Penyedia dan Penyaring Air Peran Organisme Tanah
Peran Organisme Tanah
Tanah menyimpan milyaran organisme di dalamnya. Selain makhluk hidup yang tampak secara kasat mata, di dalam tanah juga terdapat milyaran organisme yang tinggal di dalamnya. Sayangnya, dari sekian banyak organisme  tanah hanya sedikit yang sudah mampu dikenali oleh para ahli. Organisme tanah pada umumnya berada pada lapisan tanah bagian atas, kurang lebih 10 cm di bawah permukaan tanah. Aktivitas biologis yang ada di tanah 80-100% dilakukan oleh jamur dan bakteri. Hasil dari aktivitas biologis yang dilakukan oleh hewan, jamur, dan mikroorganisme inilah yang dapat mempengaruhi kesuburan, tekstur tanah, dan kegemburan tanah. Berikut ini uraian lebih lanjut  tentang beberapa peranan organisme tanah.
1. Dekomposer
Organisme tanah melakukan dekomposisi atau penguraian terhadap bahan-bahan organik yang berasal dari sisa makhluk hidup. Misalnya, daun-daun yang telah jatuh ke tanah, ranting-ranting, dan jasad hewan yang telah mati menjadi materi organik yang lebih sederhana. Selain menguraikan materi organik, organisme tanah juga dapat membantu pelapukan bantuan menjadi bahan-bahan anorganik atau yang biasa kita sebut mineral tanah. Materi organik dan mineral yang ada di tanah inilah yang disebut dengan zat hara atau nutrisi bagi tanaman. Keberadaan organisme tanah sebagai decomposer dimanfaatkan untuk membuat pupuk kompos, yaitu pembuatan pupuk dari bahan organik.
2. Pereaksi Kimia dalam Tanah
Bakteri yang terdapat di tanah terlibat dalam reaksi penguraian materi organik. Misalnya bakteri Nitrosomonas yang terlibat dalam reaksi penguraian materi organik kompleks yang berasal dari sisa makhluk hidup menjadi nitrat, senyawa yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Mikoriza, yaitu jamur yang mampu membantu tanaman untuk meningkatkan kemampuannya menyerap unsur hara berupa fosfor.
3. Pengurai Polutan dalam Tanah
Organisme tanah dapat berperan sebagai agen biologis yang mampu  membersihkan polutan dalam tanah. Organisme tanah menguraikan bahan kimia yang masuk ke tanah misalnya herbisida dari hasil pertanian. Penguraian herbisida dapat dilakukan dengan lebih cepat jika aktivitas organisme tanah semakin tinggi. Unsur racun dan polutan seperti arsenik, kromium, dan merkuri dapat “terkunci” di tanah karena terakumulasi di dalam tubuh bakteri. Polutan-polutan tersebut tidak menyebabkan polusi bertambah parah.
4. Pencegah Penyakit Tanah
Pada kondisi normal ketika tanah memiliki jumlah senyawa organik dan aktivitas organisme yang tinggi maka organisme tanah dapat  melawan organisme penyakit yang masuk ke tanah. Kondisi tanah yang normal dapat tercipta ketika aktivitas pertanian dan perkebunan tidak  berlebihan dan tidak banyak menggunakan bahan kimia untuk pupuk dan pestisida. Secara alami, organisme yang ada di tanah memanfaatkan prinsip pengendalian biologis, yaitu predator dan mangsa sehingga organisme yang mengganggu tanah dapat terkendali.
5. Pemberi Pengaruh pada Tekstur Tanah
Tanah dapat digolongkan menjadi beberapa jenis berdasarkan teksturnya. Jenis tanah dapat ditentukan berdasarkan jumlah partikel penyusun yang paling banyak terdapat pada tanah tersebut. Partikel yang terdapat di dalam tanah adalah pasir, liat, dan debu. Tekstur tanah secara sederhana dapat ditentukan berdasarkan “Uji Rasa”.
Tanah memiliki ukuran partikel yang berbeda-beda, oleh karena itu kita mengolongkan tanah menjadi  beberapa jenis tanah seperti tanah lempung, tanah liat dan pasir, ataupun tanah campuran dari ketiganya. Jenis tanah dapat diberi nama berdasarkan  ukuran partikel utama atau kombinasi dari ukuran partikel yang paling melimpah. Sebagai contoh, kita dapat menyebut “tanah liat berpasir” ketika tersebut dapat dibuat menjadi pita yang tipis dan panjang, serta terasa berpasir. Oleh karena itu kita dapat mengetahui bahwa  tanah tersebut tersusun atas tanah liat dan pasir.struktur tanah yang membentuk agregat satu dengan yang lainnya akan dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah yang terbentuk oleh partikel-partikel tanah seperti pasir,debu dan liat.Agregat yang terbentuk secara alami disebut ped.struktuk yang dapat memodifikasi pengaruh tekstur tanah dalam hubungannya dengan kelembaban porositas,tersedia unsure hara,kegiatan jasad hidup dan pengaruh permukaan air.
Pembentukan tekstur tanah ini tentunya  tidak lepas dari bantuan beberapa makhluk hidup seperti cacing atau akar tumbuhan yang mampu mempercepat pemecahan partikel-partikel tersebut dari batuan. Akar tumbuhan mampu menembus batuan karena akar mampu mengeluarkan zat asam sehingga secara kimiawi dapat membatu pelapukan batuan.
Dalam praktikum tanah dan keberlangsungan hidup di bagi menjadi 4 kegiatan yang bertujun untuk mempermudahkan kegiatan agar berjalan dengan lancar dan dapat mendapatkan hasil pengujian yang maksimal ,kegiatan tersebut antara lain :
1. Menentukan tekstur tanah
Menentukan tekstur tanah dapat dilakukan dengan cara yang sederhana dengan ditentukan berdasarkan Uji Rasa.
2. Mengetahui sifat tanah
Sifat tanah dapat diketahui dengan criteria berikut:
1. Jika tanah dapat dibuat menjadi pita yang panjang dan tipis maka disebut tanah liat (panjang pita lebih dari 5 cm)
2. Jika tanah dapat dibentuk menjadi pita panjang tetapi dapat patah dengan mudah maka disebut tanah lempung liat (panjang pita sekitar 2,5 m-5 cm)
3. Jika tanah sulit dibentuk menjadi pita panjang maka disebut tanah lempung (panjang pita maksimal 2,5 cm)
4. Jika tidak dapat dibuat pita (0 cm) maka disebut tanah pasir
3. Membuktikan peran tumbuhan dalam mencegah erosi di dalam tanah
4. Mengetahui tingkat keasaman (pH) tanah

III. ALAT DAN BAHAN
 Kegiatan 1
Alat dan Bahan
1. Tanah dari berbagai tempat,
2. 1 buah mangkuk,
3. air, dan
4. plastik.
 Kegiatan 2
Alat dan Bahan
1. Tanah liat, tanah lempung dan pasir
2. Air
3. Botol plastik bekas ukuran sedang
4. Gunting atau cutter
5. Gelas ukur
6. Paku besar
 Kegiatan 3
Alat dan Bahan
1. Tanah,
2. rumput atau tanaman lainnya,
3. 4 buah botol plastik bekas,
4. gunting atau cutter,
5. gelas ukur,
6. cetok (sekop kecil), dan
7. karet.
 Kegiatan 4
Alat dan Bahan
1. Tanah,
2. kertas lakmus atau pH universal atau kunyit,
3. gelas bekas air mineral,
4. sendok, 
5. air

IV. CARA KERJA
 Kegiatan 1
Cara Kerja
1. Mencari tanah dari tempat-tempat yang berbeda.
2. Mengambil tanah kemudian letakkan dalam mangkok, kemudian bentuk menjadi bola. Tambahkan air sedikit demi sedikit ke dalam tanah hingga tanah menjadi lembab.
3. Setelah tanah dalam mangkok mulai lembab, cobalah membuat  pilinan tanah yang panjang dan pipih seperti pita. Gunakan ibu jari dan telunjuk untuk menekan sehingga dapat membentuknya menjadi pipih. Jangan lupa gunakan plastik atau kertas sebagai alas.
4. Mencocokan hasil pilinan tanahmu dengan kriteria berikut:
a. Jika tanah dapat dibuat menjadi pita yang panjang dan tipis maka disebut tanah liat (panjang pita lebih dari 5 cm)
b. Jika tanah dapat dibentuk menjadi pita panjang tetapi dapat patah dengan mudah maka disebut tanah lempung liat (panjang pita sekitar 2,5 cm-5 cm)
c. Jika tanah sulit dibentuk menjadi pita panjang maka disebut tanah lempung (panjang pita maksimal 2,5 cm)
d. Jika tidak dapat dibuat pita (0 cm) maka disebut tanah pasir
e. Berilah tanda cek (v) pada segitiga klasifikasi tanah berikut sesuai dengan jenis tanahmu
5. Memberi tanda cek (v) pada kegiatan klasifikasi tanah berikut sesuai dengan jenis tanaman.
6. Selanjutnya coba pegang dan rasakan tekstur tanahmu, kemudian cocokkan hasil pilinan tanahmu dengan kriteria yang lebih detail berikut.
a. Jika tanah terasa halus, tambahkan kata berdebu pada nama tanahmu
b. Jika tanah terasa sedikit berpasir, jangan tambahkan kata pada nama tanahmu
c. Jika tanah terasa sangat berpasir, tambahkan kata berpasir pada 

 Kegiatan 2
Cara Kerja
1. Memotong botol plastik menjadi dua bagian
2. Lubangi ujung botol dengan menggunakan paku/peniti. Perhatikan bahwa jumlah dan besarnya lubang harus sama pada setiap botol.
3. Memasukan ketiga jenis tanah pada bagian atas masing-masing botol dengan volume yang sama.
4. Memberikan air sebanyak 100 mL pada masing-masing botol, kemudian amatilah air yang tertampung selama 15 menit.
5. Setelah 15 menit ukurlah volume air yang tertampung ke dalam gelas ukur dengan cermat,  kemudian tulis hasil pengamatanmu pada tabel.
 Kegiatan 3
Cara Kerja
1. Menyediakan dua botol air minum bekas.
2. Memotong masing-masing botol seperti pola gambar berikut dengan hati-hati.
3. Mengisi kedua botol yang telah kamu potong pada tahap 2 dengan tanah.
4. Isi  salah satu botol dengan tanah yang terdapat rumput atau tanaman lain, kemudian isilah botol yang lain dengan tanah saja
5. Memotong 2 botol yang lain pada bagian ujungnya. Gunakan botol tersebut sebagai penampung.
6. Memasang penampung pada ujung masing-masing botol yang telah   berisi tanah dengan menggunakan karet.
7. Melakukan botol pada sebuah papan. Atur papan dengan kemiringan tertentu. Upayakan agar botol- botol tidak terjatuh.
8. Menyiram kedua botol dengan setengah gelas air (100 mL air). Usahakan agar alirannya deras bukan secara perlahan-lahan.
9. Menampung air yang keluar dari kedua mulut botol.
10. Mengamati dengan cermat air yang tertampung dalam wadah. Tuliskan hasil pengamatanmu pada Tabel.
 Kegiatan 4
Cara Kerja
1. Ambillah tanah dari tempat tinggalmu. Kamu dapat mengambil dari beberapa titik dari tempat tersebut. Campur semua tanah dari beberapa titik  tersebut secara merata.
2. Ambil sedikit sampel tanah kemudian campur dengan air dengan perbandingan 1:1 ke dalam gelas.
3. Aduk campuran tanah dan air tersebut, kemudian tunggu hingga mengendap.
4. Setelah airnya mulai jernih, masukkan kertas lakmus atau pH  universal dan tunggu hingga 1 menit. Usahakan agar kertas lakmus dan pH universalnya tidak terkena tanah yang mengendap di bawahnya!
5. Jika menggunakan kunyit, potonglah kunyit sekitar 2 cm kemudian belah menjadi dua bagian. Masukkan satu bagian dalam campuran sampel tanah dan air kemudian diamkan selama 30 menit dan bagian belahan kunyit yang lain sebagai pembanding.
6. Amatilah perubahan yang terjadi pada indikatormu! Gunakan kriteria berikut untuk menentukan hasilnya!



pH PERUBAHAN WARNA INDIKATOR
Lakmus merah Lakmus biru kunyit
Asam (pH<7) Merah Merah Kuning memudar
Basa (pH>7) Biru Biru Biru tua
Netrasl Tetap merah Tetap biru Tetap cerah









V. DATA HASIL PERCOBAAN
A. Kegiatan 1
No Jenia tanah Kriteria tanah

halus Sedikit berpasir berpasir
1. Tanah pasir (berpasir) 
2. Tanah liat (berdebu) 
3. Tanah lempung liat 
4. Tanah lempung  

B. Kegiatan 2
No Jenis tanah Volume air awal Volume air terapung
1. Tanah liat 100 ml 95 ml
2. Tanah lempung 100 ml 90 ml
3. Tanah lempung liat 100 ml 75 ml
4. Tanah pasir 100 ml 60 ml

C. Kegiatan 3
No Keterangan Volume awal Volume air tertampung Kondisi air
1. Botol 1 150 ml 50 ml Bening bersih
2. Botol 2 150 ml 100 ml Keruh kecoklatan
Keterangan
Botol 1 : tumbuhan dan tanah
Botol 2 : tanah pasir

D. Kegiatan 4
No Jenis tanah pH Kondisi air (setelah 30 menit) Indicator alami (kunyit)
1. Tanah campur 7 ( netral ) Bening agak keruh Tetap (kuning)
2. Tanah sekitar ups 6 ( Asam ) Sangat Keruh Tetap (kuning)

VI. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
 Analisis data
Pada percobaan pertama dengan melakukan penekanan pada beberapa tanah dan dibuat menjadi pita yang panjang dan tipis,diantara keempatnya terdapat panjang pita tanpa patah lebih dari 5 cm(tanah liat),panjang tetapi patah dengan panjang 2,5-5 cm(lempung liat),sulit dibentuk pita dengan panjang pita maksimal 2,5 cm(lempung) dan tidak dibuat pita (tanah pasir).
Percobaan kedua menggunakan air sebanyak 100 ml kemudian mengamati air yang tertampung selama 15 menit.
Percobaan ketiga dengan menggunakan 100 ml air dengan botol pertama yang ditambahan tumbuhan akan tetapi botol yang kedua tanpa tanaman.
Percobaan keempat dengan menggunakan perbandingan tanah dan air sebanyak 50:50 atau sama dengan 1:1 yang kemudian dimasukkan potongan kunyit 2 cm dan diamkan selama 30 menit.
 Pembahasan
Jenis tanaman yang dapat diketahui setelah melakuan percobaan diperoleh jenis tanah liat,lempung liat,lempung dan pasir yang berasal dari berbagai titik didaerah Tegal dengan ciri-ciri keempatnya sebagai berikut:
1. Tanah liat : tanah liat dapat dibuat menjadi pita panjang dan tipis dengan panjang mencapai lebih dari 5 cm dan merupakan percampuran partikel-partikel pasir dan debu dengan bagian-bagian tanah lempung yang memiliki karakteristis yang berbeda antara satu dengan lainnya.
2. Tanah lempung liat : tanah lempung liat dapat dibentuk menjadi pita panjang tetapi dapat patah dengan mudah dengan panjang pita sekitar 2,5 cm- 5 cm.
3. Tanah lempung : tanah lempung sulit untuk dibentuk menjadi pita panjang dan dengan panjang maksimal 2,5 cm,tanah ini berasal dari pelapukan unsure kimiawi penyusun batuan pada ukuran mikrokonis dan sub-mikrokonis dan merupakan unsure utaa dalam proses kohesif dalam tanah,bertekstur keras ketika dibakar.
4. Tanah pasir : tanah pasir bahkan sama sekali tidak dapat dibuat pita,tanahnya kasar dan berukuran cukup besar dan berwarna abu-abu sampai hitam.
Cara paling mudah untuk membedakan tanah-tanah tersebut dengan cara melihat tekstur dari tanah itu sendiri,kepadatan,kehalusan ataupun kekasaran(berpasir) yang terdapat pada masing-masing tanah.
Dan pada percobaan ke dua yaitu mengetahui sifat tanah,jenis tanah yang paling sedikit menampung air ialah jenis tanah liat sebesar 95 ml akan tetapi menurut teori yang dapat menampung sedikit air adalah tanah berpasir dengan volume 60 ml(seharusnya volume air lebih banyak disbanding botol yang lain) hal ini dikarenakan tanah pasir memiliki ukuran partikel lebih bedar dan pori-pori anta artikel yang longgar sehingga air tidak tersimpan pada tanah pasir.oleh karena itu seharusnya volume cairan yang tertampung pada botol seharusnya lebih banyak dari pada botol yang lain akan tetapi pada percobaan yang kami lakukan menunjukkan hasil yang berbeda dari pada teori.
Dan jenis tanah yang paling banyak menampung air adalah tanah pasir dengan volume 60 akan tetapi menurut teori yang paling seikit menampung air adalah tanah liat dan lembung dengan volume 95 ml dan 90 ml(seharusnya volume lebih sedikit disbanding botol yang lain) hal ini dikarenakan tanah liat dan tanah lempung memiliki ukuran partikel kecil dan tampak padat,sehingga air akan sulit melewati tanah liat ataupun tanah lempung.Namun,jika telah berada diantara partikel tanah lempung ataupun tanah liat air akan tersimpan atau tertahan,akan tetapi pada hasil percobaan ini volume air yang tertampung pada botol sebanya 95 ml(tanah liat) dan 90 ml(tanah lempung) hal ini dikarenakan saat melakukan praktikum para praktikan tidak memperhatikan penyusunan langkah-langkah percobaan.
Sehingga berdasakan percobaan diatas masing-masing tanah memiliki sifat sebagai berikut:
1. Tanah lempung dan tanah liat:ukuran partikelnya kecil,padat,berwarna gelap,sulit ditembus air dan mampu menahan air
2. Tanah pasir:ukuran partikelnya besar,berpori,mudah tembus air,tidak bisa menanahan air dalam waktu yang lama.
Pada percobaan membuktikan peran tumbuhan dalam mencegah erosi didapatkan hasil tingkat kejernihan air diantara kedua botol mengalami perbedaan,pada botol pertama yang berisi tanah dan tumbuhan mempunyai hasil air yang lebih jernih dibandingkkan botol yang kedua hanya berisi tanah hal ini diakarenakan tanaman menyerap air sehingga tanaman berperan dalam mencegah erosi pada tanah,dan diantara kedua botol,botol yang menyerap air lebih banyak adalah botol yang pertama yang berisi tanaman,dilihat dari fungsi tanaman itu sendiri yaitu dapat menyerap air dan unsure hara yang berada didalam tanah sehingga pada kegiatan ini bisa dibuktikan bahwa tanaman dapat mencegah erosi pada tanah.
Yang terakhir pada percobaan mengetahui tingkat keasaman (pH) pada tanah dapat dihasilkan bahwa tanah yang tercampur dari berbagai titik seperti tanah liat,tanah lempung,tanah lempung liat dan tanah pasir didapakan pH 7 atau sama dengan netral sehingga termasuk tanah normal hal ini menunjukkan bahwa tanah tersebut subur dengan warna bening sedikit keruh(karena didiamkan selama 15 menit) sedangkan pada tanah yang diambil di sekitar ups tepatnya dari berbagai titik dari tempat tersebut didapatkan pH 6 dan merupakan tanah asam dengan warna tanah sangat keruh sehingga tanah yang berada di sekitar UPS bersifat asam dan kurang subur dibandingkan tanah campuran dari berbagai titik di kabupaten Tegal.

VII.KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. tanah lempung memiliki karakteristik dengan tanah liat dan memiliki cirri utama yaitu dapat menjadi lengket dan berminyak jika dalam kondisi yang kering serta tanah liat lebih bagus digunakan untuk bahan baku produksi dibanding tanah lempung.
2. Tanah yang paling sedikit menampung air adalah tanah pasir sedangkan tanah yang paling banyak menampung air adalah tanah liat ataupun tanah lempung.
3. Tanaman dapat berperan sebagai pencegah erosi dalam tanah.
4. Tanah yang memiliki pH 7 merupakan tanah dalam kategori normal dan subur sedangkan tanah yang memiliki pH 6 merupakan tanah dalam kategori asam dan kurang subur.
5.2. saran
praktikan harus memahami lebih dalam tentang berbagai jenis macam tanah yang berada di bumi,untuk menghindari kesalahan pengamatan juga dibutuhkan ketelitian dalam menentukan warna tanah,struktur tanah,sifat tanah dan pH tanah,selain itu untuk bahan dan alat praktikum diharuskan sudah lebih baik agar daya penunjang untuk hasil praktikum lebih akurat.







VIII.DAFTAR PUSTAKA

• Mobinta Kusuma,M.Pd, Yuni Arfiani,M.Pd.Buku DIKTAT PRAKTIKUM ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
• Murtilaksono, K., & Wahyuni, E. D. (2004). Hubungan Ketersediaan Air Tanah dan Sifat-Sifat Dasar Fisika Tanah. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan, 6(2), 46-50.
• Andika,surjaro .2002”studi sifat fisis tanah pada daerah rawan longsor”jurnal taksonomis,volume 7 No.2 :165-166.
• Nurhjati,Pranowo.1986.Dasar-Dasar ilmu tanah.Lampung.Universitas lampung

IX.LAMPIRAN PRAKTIKUM
1. Kegiatan pertama”menentukan struktur tanah”

       



2. Kegiatan kedua”mengetahui sifat tanah”




3. Kegitan ketiga”membutikan peran tumbuhan dalam mencegah erosi



4. Kegiatan empat”mengetahui tingkat keasaman (pH) tanah



Komentar

Postingan Populer